Janji Waktu

Almabiru
Chapter #22

KETIKA FAJAR MENYAPA

Rintik hujan mendarat di atas jilbab biru Lika yang sedang menunggu Adam di depan rumah. Memiliki janji untuk pergi ke dokter memeriksakan keadaan nya yang sudah di sarankan Adam sampai Ibu dan yang terakhir adalah Ana. Akhirnya Lika bersedia untuk cek up.

Ia merasa dirinya baik-baik saja, tak ada hal serius yang mengharuskannya untuk cek ke dokter. Tapi akhir-akhir ini ia mengalami pusing dan kram perut karena jarang makan sampai membuatnya terlihat kebih kurus.

“Apa Ibu perlu ikut?”

“Tidak bu. Ibu di rumah saja dan lagi pula tidak akan lama kok,”

Tak berselang lama, Adam pun sampai dengan mobil pick up biru yang sering ia bawa berkeliling desa. Lika merasa de javu dengan mobil yang ada di hadapannya sekarang. Seperti pernah melihat atau pernah menaikinya. Dan benar saja, itu mobil yang memabawa bingkisan misterius milik ustadz Dika waktu itu.

“Ayo naik. Tunggu apa lagi?”

Desak Adam membuat Lika sedikit berlari menuju mobil.

“Bu Lika dan Kak Adam berangkat. Assalamualaikum,” ucap Lika.

“Waalaikum salam, hati-hati ya,” sahut Ibu.

Lika mengangguk di barengi senyuman sebelum wajah Ibu benar-benar menghilang di hadapannya barulah ia berhenti tersenyum.

Setelah satu jam pemeriksaan, Adam dan Lika pun pulang. Sepanjang jalan Lika terus diam tanpa berbicara. Melihat keadaan Lika sekarang, membuat nya sedikit menyesal karena selalu bersikap seenaknya pada Lika dan tak jarang Adam juga sering menjahilinya. Sesekali Adam melirik pada Lika. Ia tak berani bertanya lebih banyak, apalagi mengajaknya bicara.

“Kak Adam …”

“Ooo Iya, Apa? katakan saja,”

“Janji jangan bilang Ibu,”

Adam melihat Lika yang menampakkan tatapan serius sampai membuatnya langsung mengangguk.

***

Lika melebarkan pandangannya ke hamparan sawah yang luas. Sambil menghirup oksigen alam yang memiliki bau khas sawah, Lika menyandarkan kepala di batang pohon sambil memejamkan mata untuk beberapa saat.

“Jangan tidur di sini. Berbahaya,”

Lihat selengkapnya