MALKA

Efyna
Chapter #6

MALKA 5

Inilah permulaan awal kita, di kantin sekolah kau mengucapakan cinta dan mengikrarkannya. _Airain Shema_

Di dalam keriuhan kelas Airain mengulang pelajarannya. Buku cetak, pensil tak lupa penghapus sudah bertebaran di atas meja. Airain mulai menilai soalnya, melihat soal mana yang paling mudah untuk dikerjakan. Setelah membolak-balikkan Airain melingkarkan soal yang yang dirasanya sulit untuk dikerjakan.

Airain mengerjakan soal nomor tiga terlebih dahulu di buku buram, lebih gampang memindahkannya nanti ke buku latihan.

"Woy! Kita free!" pekik Gina yang baru saja datang dengan tas di punggung dan sebuah tentengan yang berisi risoles dan tahu isi; barang dagangan yang selalu ia bawa setiap hari.

"Ah, bohong lo!" tukas Vita tidak percaya.

Gina segera meletakkan tas dan dagangannya secara kasar di atas meja. "Lo pikir gue bohong, untungnya apa? Kira-kira dong lo, gue sebagai anak yang paling rajin belajar gak bakal girang gini kalo ini gak bener ya gak, ya gak?" tanya Gina sambil menaikkan alis. Meminta pendapat kepada yang lain.

Vita memutar bola matanya keki, lalu berkata, "Lo? Anak paling rajin belajar. Sejak kapan? Kok gue gak pernah tau ya, masa anak paling rajin belajar girang saat jam kosong sih?"

"Beneran! Kalo lo semua gak percaya ya sudah," ucap Gina, Anak yang paling jengkel dengan gelaran Ristasi (Riso tahu isi) itu sangat malas saat berurusan dengan yang namanya matematika tapi rajin dalam hal marketing; menjualkan dagangannya.

Ketua berdiri di depan kelas, memukul papan tulis meminta perhatian. "Sudah sudahlah, ini gue lagi nunggu balasan dari gurunya. Sabar!"

"Jadi gimana?"

Terdengar dentingan notifikasi masuk.

"Bentar gue liat dahulu." Ketua membaca chat yang masuk. "Iya dua jam ke depan kita free!"

Keriuhan kembali terjadi.

"Horey! Kita bebas untuk dua jam ke depan."

Ketua kembali menepuk papan tulis. Dengan lantang ia berkata, "Tenang woy! Tenang. Kita memang free, tapi tidak dengan tugasnya."

Sontak semuanya lesu.

"Ah! Selalu seperti ini, tugas-tugas!"

"Kalo gak mau gampang lo gak usah sekolah aja."

"Sudahlah, jangan mancing - mancing kenapa. Ini masih pagi loh! Soalnya sudah gue share ke grup, sepuluh menit sebelum jam habis gue minta kalian sudah menyiapkannya!" Jeda sejenak

"Bisa?!"

"Ok Ket!" Teriak semua dengan semangat.

Airain tampak serius mengerjakan soal-soal yang ada. Peraturan dalam membuatnya masih sama yaitu boleh mengerjakan soal yang mudah dahulu namun, tidak boleh mengubah nomor soal. Dan beruntungnya Airain telah menjawab 4 buah soal jadi ia hanya perlu menyiapkan 6 soal lainnya.

Setengah jam berlalu, Vita tampak resah dengan soal yang ada, ia membulatkan kertas lalu melemparkan gumpalan kertas itu tepat sasaran menenai Airain. "Lo udah selesai belum Ai?" Tanyanya pada Airain.

Airain menoleh ke kiri, kemudian menggeleng. "Belum." Jawabnya.

"Nomor satu dong," pinta Vita menangkupkan kedua tangan.

Airain memberikan bukunya pada Vita dengan senang hati. Ia melanjutkan menjawab soal.

"Gue liat dong!" Nami menggeser kursinya pada meja Vita.

"Vit, geser dikit lah. Gue juga mau liat."

Lihat selengkapnya