Mallory

Amalia Dwiyanti
Chapter #3

Bab 2. Kantin

TRINGGGGG

Bel istirahat telah berbunyi, semua murid yang ada di kelasku menghembuskan nafasnya cukup kencang setelah pelajaran Pak Atna yang cukup lama di kelas kami.

“Kali ini pasti kantin kan?” Tanya Desti kepadaku sambil mengangkat kedua alisnya.

“Pastilah. Orang mangsa baru” Jawab Cinta dengan tatapan jahilnya.

Aku hanya senyum dan mengangkat alisku sebelah, di otakku sudah ada banyak cara untuk mengusili semua om-om cabul yang telah membuat aku masuk ruang Pak Atna.

“Tapi, aku ketemu bebepku dulu ya” Ucap Kaila dengan sangat manja.

“BUCYN MULU” Jawab Desti dengan nada yang sangat keras.

Aku, Cinta, Desti dan Kaila segera melangkahkan kaki kami untuk keluar kelas.

Kau tau? Saat aku keluar kelas, anak-anak perempuan tidak sedikit yang menjadikan pria-pria itu bahan gosip. Aneh sekali!!! Meskipun pria-pria itu menjadi bahan gosip, namun mereka bukan menjadi bahan kejelekan di sekolah kami, melainkan mereka menjadi bahan obrolan manis anak-anak perempuan karena ketampanan yang mereka miliki.

“Gila sih. Tampan banget emang Cyr?” Tanya Cinta kepadaku.

“Mana ada. Kaya om-om cabul sih iya” Jawabku singkat.

Kami melanjutkan langkah kaki kami menuju kantin tanpa memperdulikan tatapan-tatapan sinis yang sering kami dapat dari anak-anak perempuan di luar kelas. Jika kalian bertanya-tanya mengapa begitu? Yaaaaa, karena kami selalu membuat hal yang menjadi bahan omongan sekolah. Selain itu, diantara kami mempunyai kekasih yang sering disebut PANGERAN SEKOLAH. Jadi, tak heran mungkin anak-anak perempuan itu iri hati melihat kami kali ya.. HAHAHA…

Tepat di depan gerbang kantin mataku terbuka lebar-lebar saat mengetahui pria-pria itu sedang bersama pacar Kaila.

“SHIT. Kenapa Eja bisa kenal mereka?” Tanyaku kepada Kaila dengan tatapan heran.

Kaila hanya menjawab dengan menaikan bahunya seakan-akan dia tidak mengetahui apa-apa, lalu dia melangkahkan kakinya untuk menghampiri kekasihnya yang sedang duduk dengan pria-pria itu.

“Serius Cyr mau sesuai rencana? Kayaknya sih dia geng nya Eja. Kalo Eja sama konconya itu belain mereka, bisa mati kau keluar dari sekolah ini” Tanya Desti kepadaku sambil melihat kerumunan Eja yang sedang berkumpul.

“Tanpa geng Eja juga menurut gue ini udah salah. Mereka kan ada hubungannya sama pemilik yayasan ini. Tapi Cyr, tampan-tampan. SUKAAAA. Kai tunggu” Ucap Cinta sambil mengejar Kaila yang telah mendahului kami menghampiri gerombolan Eja.

Aku dan Desti menyusul dari belakang. Aku melangkahkan kakiku sambil terus menatap pria yang berani melawanku dari tadi. Otakku terus berpikir bagaimana cara untuk mengusili mereka tanpa Eja sadar ataupun tanpa mendapatkan teguran dari Eja.

Oh iya, Eja itu anak Kepala Sekolah di sekolahku, apapun yang Eja katakan dia selalu berkata benar dan selalu bisa memberikan bukti kuat agar siswa ataupun siswi yang menurutnya tidak pantas sekolah di sekolah itu segera dikeluarkan. Bagaimana aku bisa selalu selamat dari Eja? Karena, Eja sama sekali tidak pernah mendapatkan bukti kuat mengenai keusilanku, Eja juga selalu mempercayai apa yang aku katakan. Namun, mungkin masalah kali ini agak berbeda karena aku harus melawan seorang pria pecundang yang berkepala batu. Eh iya, Kau ingat? PANGERAN SEKOLAH? Yapp, Eja dan geng-nya terkenal dengan ketampanan dan keahliannya masing-masing yang dapat mengikat hati anak-anak perempuan di sekolahku. Namun, Eja dan geng-nya lebih dekat denganku dan teman-temanku. Mungkin, karena itu anak-anak perempuan di sekolahku tidak menyukai aku dan teman-temanku.

“Hey, kenalin sodara-sodara Eja” Ucap Eja saat kami menghampiri mejanya.

Lihat selengkapnya