Hari itu, semuanya terasa berjalan seperti biasa. Namun, sesuatu yang tidak pernah kami bayangkan terjadi—istriku mulai merasakan rasa sakit aneh di sekitar telinganya. Rasa sakit itu muncul tiba-tiba, tanpa gejala apa pun sebelumnya. Awalnya, kami kira itu hanya sakit kepala biasa atau efek dari kelelahan. Namun, rasa sakit itu semakin memburuk, hingga suatu pagi, wajahnya tampak asimetris. Istriku mulai merasa sulit untuk menutup mata dengan sempurna, bibirnya sedikit mencong, dan suaranya terdengar berat ketika berbicara. Wajahnya terlihat seperti orang yang mengalami stroke. Aku dilanda kepanikan, tapi aku berusaha tetap tenang.
Kami langsung pergi ke dokter, dan setelah serangkaian pemeriksaan, dokter mendiagnosisnya dengan Ramsay Hunt Syndrome. Virus cacar air yang menyerang tubuh istriku sejak kecil ternyata tidak pernah benar-benar mati. Virus itu berdiam dalam tubuhnya selama bertahun-tahun, hingga akhirnya bermutasi menjadi herpes zoster yang menyerang saraf ketujuh, tepat di belakang telinga dan lehernya. Penjelasan dokter bagaikan palu yang menghantam kepalaku. Ramsay Hunt Syndrome ini tidak hanya memengaruhi penampilan fisik istriku, tapi juga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
"Virus ini menyerang saraf wajah, menyebabkan kelumpuhan di satu sisi wajah. Selain itu, rasa panas dan nyeri yang menyerang saraf membuatnya terasa sangat tidak nyaman," ujar dokter sambil memperlihatkan hasil pemindaian yang memperlihatkan bagian saraf yang terserang.
***
Aku merasakan kepedihan yang mendalam melihat wajah istriku berubah. Mukanya menurutku cukup cantik perlahan-lahan tertutupi oleh ekspresi ketidakberdayaan. Wajahnya yang selalu memancarkan kebahagiaan kini tampak kusam dan tidak simetris. Namun, lebih dari itu, rasa sakit yang dirasakannya membuat hidup sehari-hari menjadi sangat sulit.
Setiap minggu, istriku harus pergi ke berbagai dokter—dokter kulit, dokter saraf, hingga fisioterapis dan meminum obat dan suplemen yang seharinya berjumlah 21 tablet/kapsul. Kami diberi tahu bahwa fisioterapi menjadi kunci utama untuk pemulihannya. Terapi listrik dengan daya rendah dan sinar infrared digunakan untuk mengembalikan fungsi syaraf yang lumpuh. Kondisi wajahnya seperti orang stroke, membuatnya jarang keluar rumah dan sering merasa malu setiap kali bertemu dengan orang lain. untungnya waktu itu istriku masih tugas belajar, tidak perlu ke kampus.
Proses pemulihan tidaklah singkat. Sekitar tiga bulan setelah fisioterapi intensif, kondisinya mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Perlahan, wajahnya kembali bisa bergerak, meskipun masih ada keterbatasan. Minum air masih menjadi tantangan besar karena sebagian dari air sering tumpah dari mulutnya. Bahkan, air mata sering tiba-tiba mengalir sendiri dari salah satu matanya, tanpa alasan yang jelas.
Meskipun ada kemajuan, dokter menyarankan agar fisioterapi tetap dilanjutkan hingga satu tahun. Mereka khawatir, jika terapi dihentikan terlalu cepat, gejala penyakit ini bisa kembali kambuh. Lebih menakutkan lagi, dokter mengatakan bahwa Ramsay Hunt Syndrome bisa kembali menyerang kapan saja jika sistem imun tubuhnya menurun. Seumur hidup, istriku harus menjaga kesehatannya dengan sangat baik untuk mencegah virus itu muncul kembali.