Mami Rose

Ken Hanggara
Chapter #4

Seragam Sakti

Memangnya siapa yang berani menghalangiku? Hanya orang bodoh yang berpikir ia bisa menghalangiku. Aku, dengan seragamku yang sakti, adalah pemenang yang tak terbantahkan. Aku, dengan seragamku yang sakti, bisa menyihir apa saja menjadi apa saja sesuai kehendakku.

Tujuanku hanya menjaga keamanan, seperti janjiku dulu saat bergabung ke dalam barisan orang-orang berseragam. Maka, sangat pantas bila aku mendapatkan imbalan, bahkan itu pun tidaklah sebanding, mengingat nilai keamaman di hari yang serba sulit begini sangatlah mahal. Nyawa bisa saja jadi taruhan. Uang yang tak seberapa untuk membeli kesenangan-kesenangan kecil bagi istri dan anak-anakku tak seharusnya dipersoalkan. Melawan aksiku, berarti tak menghendaki keamanan. Orang yang tak menghendaki itu adalah musuh negara.

Oh, ya, musuh negara. Itu harus dibasmi. Siapa berani melawanku? Seragam yang sakti yang melekat di badan memberiku wewenang. Aku bisa mencabut nyawa mereka yang mengacau, atau setidaknya membuat mereka tercerabut nyawanya oleh hukuman-hukuman yang disiapkan oleh kawan-kawanku sesama penjaga keamanan. Bagaimana mungkin kami dianggap salah?

Tidak, orang-orang sepertiku selalu benar, karena hanya itulah yang kami junjung. Jika kau mau berbisnis kotor, silakan saja. Tapi, kau tak boleh merusak keamanan yang harusnya tetap terjaga di lingkunganmu. Kau harus memisahkan kepentingan pribadimu dengan keadaan sekitar yang harus tetap aman. Dan, hanya akulah yang bisa melakukan itu sebab hanya seragam sakti macam inilah yang mampu mewujudkannya.

Dengan Mami Rose, aku tidak ada masalah. Siapa bilang kami seperti orang yang saling mengintai dari belakang? Saling membuat rencana untuk menjegal satu sama lain? Tidak. Kami tidak seperti itu. Mami Rose dan keluarganya sudah seperti keluargaku. Dia tahu betul bahwa aku orang yang tepat untuk menjaga keamanan. Dan, sebagai balasan, aku diperlakukan tak ubahnya saudara sendiri. Apa kerja sama yang demikian itu bisa dianggap sesuatu yang buruk? Tentu tidak. Kami sama-sama senang. Kami sama-sama tersenyum, dan wanita itu juga tak keberatan setelah beberapa waktu kuputuskan untuk menaikkan harga. Ia tidak keberatan karena aku tahu bisnisnya berjalan sangat lancar. Hanya setan-setan saja yang mampu merobohkan kerajaan surganya di gang itu. Sedang di hadapanku, setan-setan itu tak berani berkutik. Setan-setan tak akan mengusik orang yang mengenakan seragam ini. Setan-setan tetap diam di tempatnya, menganggap ruang kekuasaanku tak tersentuh, jauh, dan berbahaya. Bahkan untuk menyentuhkan ujung jemari mereka di ruang itu saja mereka tak berani.

Maka, aku pulang dengan kemenangan. Aku selalu menang. Jadi kemenangan ini lebih dari biasanya. Aku menang dan membuat keluargaku bangga. Aku bawakan kotak kue spesial dari Mami Rose untuk seisi rumahku. Dan, dari potongan-potongan kue itu, kami bisa membeli kendaraan baru. Kami juga bisa membangun rumah baru yang lebih besar. Kami bisa membayari keinginan-keinginan anak-anak kami yang terkadang tidak bisa diredam. 

Lihat selengkapnya