Semalaman saya tak tidur memikirkan cerita Asih... ah, atau ia menyebut nama lain yang pernah ia sandang: Mawar. Cerita Mawar adalah sesuatu yang mungkin tak ditulis dan dituturkan untuk orang lain selain saya. Maksud saya, ia belum pernah menuturkan itu pada siapa pun selain saya, bukan? Ia mempercayai saya sebagai pendengar, satu-satunya yang terpilih di antara sekian banyak kemungkinan yang mestinya ia ambil.
Kenapa bukan orang tuanya yang mendengar? Ah, saya bodoh kalau berpikir cerita itu tak berdampak apa-apa bagi kedua orang tuanya. Ya, cerita itu mungkin saja mampu menghancurkan mereka dan Mawar tak mau membuat kedua orang tuanya jadi hancur karenanya. Tapi, di sisi lain, Mawar sendiri butuh mengungkapkan cerita masa lalunya itu ke seseorang. Ia perlu menggambarkan situasinya bagaimana ia menjadi ia sekarang. Dan karena tak ada seorang pun yang bisa ia pilih, maka ia pun memilih saya untuk jadi pendengar.
Kenapa harus saya?
Saya jadi berpikir tak ada lagi orang yang ia kira layak untuk menjadi pendengar sekaluligus penjaga rahasia yang baik. Tak ada seseorang lagi dalam hidupnya yang ia kira bisa dipercaya untuk itu. Dan ini hanya berarti satu hal; bahwa sampai saat ini tak ada lelaki mana pun yang berhasil mendekatinya. Mustahil memang saat kau berpikir di dunia ini tak ada lelaki yang mengambil tindakan begitu tahu kembang itu layu dan tak ada yang menjaga. Tapi, nyatanya, seolah hanya ada saya yang tersedia, dan jikapun ia menganggap saya tak layak dipercaya, mana mungkin ia tuturkan semuanya? Apa yang Mawar lihat dari diri saya?
Apa mungkin ia merasakan hal yang sama dengan yang saya rasakan? Cinta? Bila itu benar, rasa-rasanya semua ini tak lebih cuma dongeng belaka. Orang kurang waras pun tahu itu sangat mustahil. Seorang Mawar memiliki rasa untuk saya yang cuma lelaki biasa dan tidak rupawan? Itu hanyalah dongeng konyol.
Saya pun jadi mempertanyakan kenapa ia percaya pada saya? Ia belum kenal siapa saya yang sesungguhnya. Kami tidak pernah akrab selama ini. Kami bahkan juga tidak pernah mengobrol sampai akhirnya temanku yang juga kerabatnya memperkenalkan kami berdua saat Mawar membangun rumah baru itu.
Kenapa ia percaya?
Bukan memuji diri sendiri. Saya seorang penjaga rahasia yang baik. Saya tak bisa membuktikan itu, tetapi saya akan tunjukkan ke Mawar, bahwa segala kisah itu, seluruh adegan film bisu tanpa warna yang berkelebat di pikiran saya ketika ia bertutur tentang masa lalunya itu, akan tetap berada di sini, di dalam batok kepala saya. Tak akan sekali pun bibir saya melontarkannya hingga orang lain tahu itu. Ya, saya kira itulah maksud ucapan Mawar sebelum ia memasuki rumahnya. 'Tidak ada hal buruk yang akan saya timbulkan terhadapnya'. Ya, memang. Saya tak akan membiarkan hal buruk terjadi pada Mawar. Ia memilih saya. Maka akan saya jaga kepercayaan itu sampai mati.
Dan, sejak itu kami menjadi lebih dekat. Saya jadi memiliki orang yang mendengar cerita saya. Ya, saya sesekali menuturkan apa yang saya alami selama beberapa tahun terakhir ini. Saya tahu mungkin Mawar tak begitu tertarik, tapi saya lakukan itu sebagai balasan karena ia percaya saya. Saya juga percaya dia. Saya tidak ragu mengakui bahwa saya hanya orang kalah dan saya menyesali beberapa keputusan di masa muda dahulu.