Ini adalah minggu ketiga pengintaian seorang remaja perantau yang selingkuh dengan pacarnya yang seorang anak dari konglomerat pabrik tembakau dan ibunya yang seorang mantan model jaman dulu. Hasil investigasi Harmony selama dua minggu terakhir berisi:
"Kau benar benar ingin melakukan ini, Tanel??," David mengambil seputung rokok dan mulai menyalakannya. "Kau mungkin orang yang paling beruntung yang pernah kutemui namun bukankah akan datang waktunya keberuntungan mu habis??"
"Mungkin Keberuntunganku sudah habis sebelum aku mengenalmu di matraman, David."
"Karena kau menyesal masuk ke rumah siput itu, Tan?"
Tanel terdiam sejenak melihat terangnya malam ini. "Kita selesaikan ini secepatnya, aku ingin cepat cepat beristirahat dirumah."
Purnama terlalu gamblang memancarkan sinar sang surya di pertengahan bulan ini, jalanan kecil dan anak anak bahkan masih berkeliaran di malam yang terang ini, mungkin karena mereka sedang liburan sekolah?? entahlah, aku sudah banyak melupakan tentang masa pendidikan di usia ku yang sudah mendekati kepala empat ini.
Tempatnya tak terlalu kumuh dan bisa dibilang kepala desa di tempat ini benar benar orang yang bermuka dua, dia bisa mengaspirasi warganya untuk menjadi tidak buta akan lingkungan agar tak mengalami nasib serupa dengan kumuhnya Ciliwung namun juga bisa mengayomi para pengedar narkoba untuk hidup tentram disini. Bahkan yang satu ini punya rumah dengan taman edelweiss di terasnya. Untuk masalah interior tak kalah bagus dari luarnya. dengan gaya shabby chic, warna pastel menyelimuti dinding semua ruangan di lantai satu, dan aku baru mengetahui ada orang di indonesia yang membuat basement di rumah nya diisi dengan perlengkapan pembuat sabu serta sel penjara yang melebihi sepuluh jari ditangan.
"Kau punya rumah yang tertata rapi luar dan dalam nak, bagaimana orang lain tak curiga kau punya pabrik sabu di bawah dengan sepuluh orang lebih didalamnya diselimuti panas, gerah, dan todongan senjata??"
"SIAPA KALIAN SEMUA HAH??!!" Dahinya mengerut dan merintih setelah tadi engsel kakinya tertembak.
"Mas. jangan nangis mas, kita disini bukan buat nangkep anda dan jeblosin ke regu tembak, kami cuma mau minta tanggung jawab mas," Ucap David sambil menodong revolvernya. "Kami cuma mengingatkan sama kontraknya mas kepada Meneer yang seharusnya habis akhir tahun nanti, namun dia sama sekali tak mendapatkan pemasukan dari bisnis kecil mu ini dan dari apa yang kami pantau dua minggu kemarin, kau sepertinya punya banyak klien tetap."
"Kau pikir bisnis seperti ini di negara keparat ini gampang hah??! saya sudah usahakan semampu saya untuk membagi rata uang nya dan menyetorkan nya kepada bule itu!!"