Manahara

Jangkar Mata
Chapter #4

#4

Ini adalah minggu ketiga pengintaian seorang remaja perantau yang selingkuh dengan pacarnya yang seorang anak dari konglomerat pabrik tembakau dan ibunya yang seorang mantan model jaman dulu. Hasil investigasi Harmony selama dua minggu terakhir berisi:

  1. Dia pergi menghadiri mata kuliah dia yaitu ilmu komunikasi selama 3 jam di pagi hari, menjelang siang ia berjalan sebentar di dalam mall dekat tempat kuliahnya hingga sore (bisa disimpulkan ia berada di toko buku), ia akhrinya pulang ke kost-an nya sekitar pukul setengah enam dan tak melakukan aktivitas penting selepas itu.
  2. Kita berkoordinasi dengan pacar nya untuk mencoba bertemu. namun, semakin lama mereka berbincang, dari evaluasi yang kita sepakati bahwa sang tersangka "Tak menunjukkan tanda tanda mencurigakan" dari tangkapan David yang baru saja memulai kuliah strata kedua bagian psikologi.
  3. Korban memerintahkan agar melanjuti investigasi walau selama hampir dua minggu tak membuahkan hasil yang signifikan namun korban memaksa dengan sejumlah uang tambahan cukup besar.
  4. Hari ketiga belas adalah minggu dan korban memberikan info bahwa tersangka berencana untuk pergi menuju pusat belanja di tengah ibu kota bersama teman teman alumni sma nya malam nanti, Harmony mulai bergerak cepat mengintai disekitar perumahan tersangka yang terletak komplek besar di daerah jakarta utara namun sebelum perginya tersangka bersama teman teman nya, tersangka sudah lebih dahulu pergi menggunakan motor sport dengan gerak gerik yang mencurigakan. Lantas Harmony mulai mengikuti tersangka hingga sampai disekitar perumahan kecil di dekat perbatasan antara jakarta dan bogor di dekat sekolah Putra Cahaya Bahri dan menemukan fakta bahwa, tersangka sedang melakukan transaksi sabu hingga beberapa bungkus besar ia sembunyikan di tas sekolah yang ia bawa. ekspektasi kami adalah mereka akan melakukan pesta ganja pada malam ini.
  5. Kita memberikan informasi itu kepada tersangka dan ekspresi yang diberikan kepada kita benar benar membuat kita terkejut. Korban kami duga juga ikut terlibat dilihat dari tanganya yang gelisah dan tak bisa berhenti dan apa yang dia katakan selanjutnya membuat kami meneguk ludah kami sendiri. tiga puluh juta dia jadikan sebagai jaminan dan kami harus segera menutup kasus ini hingga kami bisa konklusikan bahwa korban hanyalah orang yang paranoid dan juga seorang pecandu. Namun pihak kami tidak mengambil uang tersebut dan membiarkan dia pergi dengan urusan nya sendiri.

"Kau benar benar ingin melakukan ini, Tanel??," David mengambil seputung rokok dan mulai menyalakannya. "Kau mungkin orang yang paling beruntung yang pernah kutemui namun bukankah akan datang waktunya keberuntungan mu habis??"

"Mungkin Keberuntunganku sudah habis sebelum aku mengenalmu di matraman, David."

"Karena kau menyesal masuk ke rumah siput itu, Tan?"

Tanel terdiam sejenak melihat terangnya malam ini. "Kita selesaikan ini secepatnya, aku ingin cepat cepat beristirahat dirumah."

Purnama terlalu gamblang memancarkan sinar sang surya di pertengahan bulan ini, jalanan kecil dan anak anak bahkan masih berkeliaran di malam yang terang ini, mungkin karena mereka sedang liburan sekolah?? entahlah, aku sudah banyak melupakan tentang masa pendidikan di usia ku yang sudah mendekati kepala empat ini.

Tempatnya tak terlalu kumuh dan bisa dibilang kepala desa di tempat ini benar benar orang yang bermuka dua, dia bisa mengaspirasi warganya untuk menjadi tidak buta akan lingkungan agar tak mengalami nasib serupa dengan kumuhnya Ciliwung namun juga bisa mengayomi para pengedar narkoba untuk hidup tentram disini. Bahkan yang satu ini punya rumah dengan taman edelweiss di terasnya. Untuk masalah interior tak kalah bagus dari luarnya. dengan gaya shabby chic, warna pastel menyelimuti dinding semua ruangan di lantai satu, dan aku baru mengetahui ada orang di indonesia yang membuat basement di rumah nya diisi dengan perlengkapan pembuat sabu serta sel penjara yang melebihi sepuluh jari ditangan.

"Kau punya rumah yang tertata rapi luar dan dalam nak, bagaimana orang lain tak curiga kau punya pabrik sabu di bawah dengan sepuluh orang lebih didalamnya diselimuti panas, gerah, dan todongan senjata??"

"SIAPA KALIAN SEMUA HAH??!!" Dahinya mengerut dan merintih setelah tadi engsel kakinya tertembak.

"Mas. jangan nangis mas, kita disini bukan buat nangkep anda dan jeblosin ke regu tembak, kami cuma mau minta tanggung jawab mas," Ucap David sambil menodong revolvernya. "Kami cuma mengingatkan sama kontraknya mas kepada Meneer yang seharusnya habis akhir tahun nanti, namun dia sama sekali tak mendapatkan pemasukan dari bisnis kecil mu ini dan dari apa yang kami pantau dua minggu kemarin, kau sepertinya punya banyak klien tetap."

"Kau pikir bisnis seperti ini di negara keparat ini gampang hah??! saya sudah usahakan semampu saya untuk membagi rata uang nya dan menyetorkan nya kepada bule itu!!"

Lihat selengkapnya