Hubungan jarak jauh kadang membuat sebagian pasangan merasa kesepian dan rasa rindu terasa terlalu berat, tak terkecuali Dimas, Dimas yang terang-terangan selalu menunjukkan perhatiannya kepada Ara itu kadang merasa bingung dengan sikap Ara kepadanya, Ara terlalu susah untuk dijangkau, Ara terkadang terlalu lama membalas pesan dari dirinya, namun Dimas berusaha berpikir positif, Ara memang cuek dan sikap itu memang baru ditemukan Dimas, namun Dimas tetap senang, gadis itu entah bagaimana berhasil membuat Dimas merasa menjadi orang yang lebih baik.
Ara mengabarkan bahwa dirinnya akan pulang ke Indonesia saat lebaran, namun setelah itu Ara tidak akan pulang ke Indonesia untuk waktu yang lama. Mendengar kabar kepulangan Ara, Dimas sangat senang, namun dia bingung karena Ara tidak ingin di jemput olehnya, dengan alasan tidak ingin merepotkan dan mengganggu Dimas, yang sebelumnya memang sudah menceritakan bahwa dia akan sibuk karena mengurus pameran foto yang akan berlangsung.
Beberapa bulan kemudian Ara mengabarkan bahwa dia akan pulang ke Indonesia pada saat lebaran, namun mungkin setelah itu dia akan susah pulang kampung dan akan lama tidak pulang ke Indonesia. Dimas menawarkan untuk menjemputnya, namun Ara menolaknya, sebenarnya Dimas agak sedikit sedih dan bingung, pasangan manapun akan bela-belain menjemput kekasihnya yang jarak negaranya benar-benar jauh, bahkan sudah tidak bertemu lama, namun Ara benar-benar tidak mau, dengan alasan tidak ingin menyusahkan Dimas. Dimas mengakui Ara tidak salah, sebelum Ara mengatakan akan pulang ke Indonesia Dimas pernah mengatakan kepada Ara bahwa hari itu dia akan sibuk karena mengurus pameran foto yang akan berlangsung.
Akhirnya Ara sudah berada di Indonesia, meski tidak ikut menjemput Ara, Dimas tetap sangat senang, meski Ara tidak akan lama disana mungkin antara satu minggu atau 2 minggu, karena bukan waktu liburan sebenarnya.
Semakin hari Dimas semakin bingung karena Ara terlalu sibuk hingga dia selalu tidak bisa ditemui, bahkan terlalu susah untuk di ajak berjalan menghabiskan waktu bersama, Dimas sempat merasa bahwa kenapa saat mereka berdua sudah menjadi sepasang kekasih, semuanya tidak semudah saat mereka masih berteman. Menurutnya hal yang dilakukan Ara ketika mereka terpisah beda Negara, lebih wajar karena mereka memang tak bias saling bertemu, namun sekarang Ara berada di Indonesia, bukankah hal yang wajar untuk bisa memanfaatkan waktu agar bisa lebih sering bersama saling bertukar cerita. Namun Ara berbeda. Bahkan ketika Dimas ingin menjenguk Ara, ketika Ara merasa tidak enak badan, Ara tidak ingin di jenguk.
“Kamu sakit?” Tanya Dimas di telpon.
“Nggak….cuman ga enak badan” jawab Ara.
“Aku jenguk kamu ya” ucap Dimas.
“Nggak usah, aku ga apa-apa kok” jawab Ara yang sebenarnya membuat Dimas sedih.
Beberapa hari ini Ara tidak terlihat mengupdate apapun di media sosialnya, membuat Dimas sedikit khawatir, apakah Ara pergi kembali ke Korea tanpa memberitahunya. Iseng Dimas menelusuri semua media social Ara, dan dia menemukan kontak adik perempuan Ara. Setelah ditelusuri, Dimas menemukan sebuah status yang agak janggal.
“Nich orang kenapa sich, susah banget diajak ke dokter!” tulis adik Ara, dan yang membuat Dimas khawatir, adik ara menambahkan hasttag pada statusnya, yaitu “ #Arasokkuat” Pikiran Dimas langsung menerka, apa yang terjadi, apakah Ara sedang sakit. Dimas lalu memutuskan untuk menelpon Ara, satu kali panggilan yang lama, namun Ara tidak menjawab. Dimas semakin cemas, sambil terus berpikir, tiba-tiba ponselnya berdering, nama Ara tertera di layar ponselnya. Bergegas Dimas mengangkat telponnya.
Belum juga Dimas bersuara, seseorang langsung bersuara, dan Dimas tau itu bukan suara Ara..
“Hallo ka Dimas, ini Mayra adiknya ka Ara, ka Dimas dimana?” Tanya Mayra meski sempat memperkenalkan diri namun suaranya terdengar sedikit panik dan langsung mengajukan pertanyaan itu di telpon.
“Owh Mayra, sekarang kaka lagi dirumah, kenapa?”
“Hmmm,…..” Mayra terdengar bingung namun langsung melanjutkan “Bisa ga ka Mayra minta tolong, kaka kesini kerumah maksudnya, ka Ara pingsan dan ga bangun-bangun, aku bingung mau ngapain, aku cuman berdua sama ka Ara di rumah, mama sama papa sedang keluar kota, tante ku ada yang melahirkan”
Sontak Dimas kaget mendengar kabar itu.
“Pingsan? Ya udah aku langsung kesana, Mayra tunggu aja dulu ya” tanpa pamit atau apapun, Dimas langsung mengambil kunci motornya dan berangkat menuju rumah Ara,
Sesampainya di Rumah Ara, Dimas tak perlu waktu lama mengetuk pintu, Mayra langsung berlari kepintu dan membukakan pintu untuknya, wajah Mayra memang terlihat panik.
“Ara kenapa May?” Tanya Dimas.
Mereka berdua berbicara sambil berjalan menuju kamar Ara.
Kemudian Mayra menjelaskan, bahwa Ara sudah dua hari sakit, badannya panas dan terkadang muntah, Mayra menjelaskan bahwa saudaranya itu memang tidak bisa terlalu lelah, ayah dan ibunya kemaren pergi keluar kota untuk melihat tantenya yang melahirkan, mereka tidak bisa ikut, karena Ara sedang sakit. Mayra kembali menjelaskan, tadi bahwa hari ini badan Ara lebih panas dari biasanya, Mayra pergi ke apotek untuk mencari obat kembali, namun ketika pulang, Ara terlihat sangat lemah, dan badannya terasa sangat panas, Mayra memaksa Ara untuk pergi ke Dokter tapi dia tidak mau pergi kedokter, setelah di paksa, Ara akhirnya menurut, namun ketika baru berdiri dari tempat tidurnya, Ara pingsan, dan dia tak sadarkan diri sejak tadi, meski Mayra sudah memanggilnya dan menggoyangkan tubuhnya. Mayra juga menjelaskan kalau dia sudah menghubungi kedua orang tuannya, dan kedua orang tuanya sudah berada dijalan menuju rumahnya.
Mereka sampai di kamar Ara, dan Dimas melihat Ara terbaring lemah ditas tempat tidurnya, Dimas mendekati Ara, di depannya Ara mengenakan piama biru dan wajahnya terlihat pucat, ketika Dimas memegang tanganya, Dimas terkejut mengetahui badan Ara memang terasa sangat panas.
“Sebaiknya kita bawa Ara ke RS ya May” ucap Dimas dan Mayra hanya mengangguk.
Dimas dengan sigap menelpon taxi, untungnya tak lama taxi datang, saat itu Dimas tidak memikirkan apa-apa, Dimas hanya ingin Ara segera di tangani oleh Dokter Dimas menggendong Ara dari tempat tidurnya ke dalam taxi, dan mereka bergegas kerumah sakit. Hari saat itu sedang rintik hujan, dari belakang Dimas mengiringi taxi Ara dengan motornya.