Judul : Saat Dunia Mulai Terang Kembali
Penulis : Rana Kurniawan
Sudah hampir setahun sejak pertemuan terakhir di pasar itu.
Rana kini lebih banyak tersenyum.
Ia masih tinggal di Kadubana, bekerja di bengkel yang sama, tapi suasananya berbeda — bukan karena tempatnya berubah, melainkan karena hatinya mulai pulih.
Ia tidak lagi menghindari jalan ke arah Ciburayut.
Ia sudah bisa melewati pertigaan pohon waru tanpa menunduk, tanpa perih yang dulu menghantam dadanya setiap kali melihat tempat itu.
Kadang malah tersenyum kecil, seolah berbicara dalam hati:
“Terima kasih, Een… aku udah sampai sejauh ini.”
Seseorang di Tengah Hujan
Suatu siang, hujan turun deras.
Rana sedang memperbaiki motor pelanggan di bengkel ketika suara langkah tergesa terdengar dari depan.
Seorang perempuan berdiri di pintu, wajahnya setengah basah, menenteng helm dan jaket hujan.
“Mas, motorku mogok di depan gang. Bisa tolong dicek?” katanya dengan nada panik tapi sopan.
Rana langsung berdiri dan mengambil alatnya.
Perempuan itu berjalan bersamanya menuju motor yang terparkir di pinggir jalan.
Sepanjang jalan, mereka bercakap ringan.
Namanya Alya — seorang guru honorer yang baru beberapa bulan pindah ke desa sebelah.
Rana memperbaiki motornya dalam waktu singkat.
Alya berterima kasih dengan senyum tulus yang entah kenapa terasa hangat.
Bukan senyum yang membuat jantung berdebar seperti dulu saat dengan Een, tapi senyum yang memberi ketenangan — seperti angin sore setelah hujan.