Judul : Antara Kenangan dan Harapan
Penulis : Rana Kurniawan
Sudah tiga bulan sejak pertama kali Rana bertemu Alya di tengah hujan.
Mereka semakin sering bertemu, saling membantu, dan tanpa sadar saling menjadi bagian kecil dari kehidupan satu sama lain.
Rana merasa hidupnya lebih ringan, bengkel terasa lebih ramai, dan setiap sore tidak lagi sepi seperti dulu.
Namun di balik senyum yang kini sering menghiasi wajahnya, ada pertanyaan yang tak henti berputar di dalam pikirannya:
“Apakah aku benar-benar sudah sembuh dari Een?”
Bayangan di Tengah Malam
Malam itu hujan turun deras lagi.
Rana duduk di teras rumah, memandangi jalanan yang basah.
Suara gemericik air membawa kembali kenangan — kenangan ketika ia dan Een dulu sering berlari di bawah hujan, tertawa tanpa beban.
Ia masih ingat betul bagaimana Een menggenggam tangannya waktu itu, matanya berbinar meski tubuh mereka menggigil kedinginan.
“Kamu jangan lepasin tangan aku ya, Ran. Aku percaya sama kamu.”
Rana menutup matanya.
Kalimat itu kembali menggema, menusuk perlahan.
Sekian lama ia mencoba melupakan, tapi setiap kali hujan datang, bayangan Een kembali hidup — seolah masa lalu belum benar-benar pergi.
Alya yang Mulai Mengerti
Keesokan harinya, Alya datang ke bengkel seperti biasa.
Namun kali ini, ia memperhatikan bahwa Rana tampak diam dan murung.
“Mas, kamu kenapa? Biasanya pagi-pagi udah senyum.”
Rana hanya menggeleng.
“Cuma kurang tidur aja, Alya.”
Alya tersenyum tipis, tapi matanya menunjukkan rasa ingin tahu yang dalam.
Saat mereka duduk di bawah pohon mangga depan bengkel, Alya berkata pelan,