Mantan Terindah

Rana Kurniawan
Chapter #9

Ketika Hati Mulai Bicara

Judul : Ketika Hati Mulai Bicara

Penulis : Rana Kurniawan


Waktu berjalan begitu cepat.

Musim hujan mulai berakhir, udara Kadubana terasa hangat dengan aroma tanah yang baru kering.

Hari-hari Rana terasa lebih hidup.

Bengkel yang dulu sunyi kini sering dipenuhi suara tawa, obrolan ringan, dan kadang candaan kecil antara dirinya dan Alya.


Alya sudah seperti cahaya kecil yang perlahan menerangi sisa gelap di hati Rana.

Ia datang tanpa paksaan, tanpa janji besar, tapi kehadirannya membuat Rana merasa... cukup.

Namun, rasa cukup itu justru menimbulkan ketakutan lain di dalam dirinya.


“Aku takut kehilangan lagi,” batinnya. “Aku takut, kalau aku mulai sayang, aku bakal disakiti seperti dulu.”


Kopi dan Tatapan yang Tak Sengaja


Sore itu, Alya datang ke bengkel membawa dua gelas kopi dan sekotak kue pisang.

Rana sedang duduk di depan, membersihkan rantai motor pelanggan.


“Mas Rana, istirahat dulu,” kata Alya sambil menyerahkan kopi.

“Hehe, makasih. Kamu selalu datang di waktu yang pas,” jawab Rana sambil tersenyum.


Mereka duduk berdua di bangku kayu, menatap jalan yang mulai sepi.

Udara sore terasa lembut.

Alya menatap Rana, kali ini agak lama. Ada sesuatu di matanya — semacam perasaan yang tak lagi bisa disembunyikan.


“Mas Rana,” katanya pelan, “boleh aku jujur?”

Rana menoleh, sedikit terkejut. “Boleh. Tentang apa?”

Alya menarik napas dalam, lalu berkata dengan suara bergetar,

“Aku nggak tahu sejak kapan... tapi aku mulai nyaman sama kamu.”


Suasana langsung hening.

Hanya suara jangkrik dan angin sore yang menemani keheningan itu.

Rana menatap Alya, matanya bergetar, namun mulutnya tak sanggup berkata apa-apa.


Lihat selengkapnya