Judul : Sebuah Surat Dari Serang
Penulis : Rana Kurniawan
Sudah hampir dua bulan sejak bus yang membawa Alya meninggalkan terminal Kadubana.
Rana menjalani hari-harinya dengan rutinitas yang sama — membuka bengkel pagi-pagi, memperbaiki motor pelanggan, menutup toko saat senja, lalu duduk di depan rumah memandangi langit yang semakin sepi.
Tapi meski semuanya terlihat tenang, ada satu ruang di dadanya yang tetap kosong.
Senyum Alya, tawa lembutnya, dan suara pelan ketika ia memanggil “Mas Rana” masih sering muncul dalam ingatan, seperti gema yang enggan padam.
Kabar dari Jarak Jauh
Pagi itu, tukang pos berhenti di depan bengkel.
“Mas Rana?”
“Iya, saya.”
“Ada surat untuk Mas.”
Rana menerima amplop putih dengan jantung berdebar.
Tulisan di atasnya begitu ia kenal miring sedikit ke kanan, dengan huruf “A” yang selalu lebih besar dari huruf lain.
Di pojok kiri atas tertulis:
Dari: Alya Rahma – Serang.
Rana memegang surat itu lama, seolah takut membukanya.
Akhirnya, setelah menarik napas panjang, ia duduk di kursi bengkel dan mulai membaca.
Isi Surat
Kepada Mas Rana yang baik,
Aku nggak tahu apakah surat ini akan sampai tepat waktu, tapi aku harap masih bisa Mas baca di sela kesibukan Mas di bengkel.