Mantan Terindah

Rana Kurniawan
Chapter #18

Ketika Namaku Mulai di Kenal

Judul : Ketika Namaku Mulai di Kenal

Penulis : Rana Kurniawan


Pagi itu, Rana menatap layar ponsel dengan perasaan campur aduk.

Sebuah pesan dari seorang penerbit masuk ke emailnya:


“Kami tertarik menerbitkan naskah Anda, Mantan Terindah.

Ceritanya jujur, emosional, dan menyentuh hati.

Jika berkenan, mari kita jadwalkan pertemuan.”


Rana menatap kalimat itu berulang kali.

Matanya berkaca-kaca, antara tak percaya dan bahagia.

Kisah yang dulu hanya ditulisnya untuk melampiaskan rindu dan penyesalan, kini akan menjadi buku sungguhan — dibaca oleh banyak orang, dipegang, disimpan, dan mungkin, dirasakan.


Ia tersenyum kecil sambil berbisik,


“Een, kamu tahu gak? Cerita tentang kita, akhirnya hidup kembali.”


Langkah Pertama


Seminggu kemudian, Rana berangkat ke kota untuk bertemu editor dari penerbit itu.

Ia membawa naskah tebal yang telah ia edit berulang kali, penuh coretan dan catatan kecil di setiap tepi halamannya.

Perjalanan dari Kadubana ke kota butuh dua jam, tapi baginya waktu terasa cepat sekali —

setiap detak jantung seolah menggema di dada, penuh harap.


Di ruang meeting kecil itu, editor bernama Sinta menyambutnya dengan senyum ramah.

“Aku baca naskahmu, Ran,” katanya sambil membuka map.

“Ceritanya jujur banget. Setiap kalimat kayak ditulis dari hati yang patah tapi berani.”


Rana tertawa pelan, menunduk. “Ya, memang ditulis dari patah yang sesungguhnya.”

Sinta menatapnya lama, lalu berkata, “Kalau kamu siap, buku ini bisa jadi kisah yang menyembuhkan banyak orang.”


Dan saat itu juga, Rana tahu:

tulisannya bukan lagi tentang kehilangan,

tapi tentang harapan yang tumbuh dari luka.

Lihat selengkapnya