Mantan Terindah

Rana Kurniawan
Chapter #19

Saat Luka Jadi Jalan Pulang

Judul : Ketika Luka Jadi Jalan Pulang

Penulis : Rana Kurniawan


Sudah setahun berlalu sejak buku Mantan Terindah diterbitkan.

Nama Rana Kurniawan kini mulai dikenal banyak orang.

Ia diundang ke berbagai acara literasi, sering diwawancarai, bahkan beberapa kali diminta jadi pembicara tentang “menulis dari luka.”


Tapi di balik semua itu, Rana tetaplah Rana — pria sederhana dari Kadubana yang dulu menulis hanya untuk melampiaskan rasa rindu pada seseorang yang kini telah menjadi masa lalu.

Ia tak pernah menyangka, kisah patah hatinya justru membuka jalan baru dalam hidupnya.


Namun, di tengah kesibukan dan tepuk tangan itu, ada satu hal yang tetap sama:

setiap kali hujan turun, hatinya masih menatap ke masa lalu — pada Een.

Kehidupan Baru yang Sunyi


Hari-hari Rana kini dipenuhi tulisan, pertemuan, dan perjalanan.

Namun di setiap tempat yang ia datangi, selalu ada ruang kosong yang tak bisa diisi siapa pun.

Ia sering berpikir, mungkin memang takdirnya untuk hidup dengan bayangan cinta yang tak selesai.


Sampai suatu hari, saat menghadiri acara peluncuran buku di Serang, Rana bertemu seseorang — Naya, seorang editor muda dari penerbit lain.

Perempuan itu ceria, lugas, dan berani berbicara jujur.

Mereka bertemu pertama kali di ruang diskusi, ketika Naya memuji tulisannya dengan polos.


“Aku suka gaya tulisan kamu, Mas. Real, gak dibuat-buat. Rasanya kayak baca isi hati sendiri.”


Rana hanya tersenyum, “Mungkin karena aku nulis dari hati yang pernah hancur.”

Naya tertawa pelan, “Berarti kamu udah pernah jatuh cinta sedalam itu ya?”

“Pernah,” jawab Rana singkat, menatap jauh. “Dan sampai sekarang masih belajar untuk ikhlas.”


Pelan-Pelan, Tapi Nyata


Sejak pertemuan itu, mereka mulai sering berhubungan.

Awalnya sekadar membahas tulisan, tapi lama-lama percakapan mereka mulai berubah arah.

Lihat selengkapnya