MANTANnya Teman jadi Pacar

Euis Shakilaraya
Chapter #5

Popcorn Karamel

Keadaan Hanin akhir-akhir ini mulai mengkhawatirkan. Tapi Sisil tak bisa memaksa Hanin untuk bercerita. Sisil tidak percaya rumor Hanin selingkuh dengan Yogi. Tapi melihat sikap tak acuh Hanin yang merasa tak masalah dicurigai, membuat Sisil berhenti memikirkan semua kemungkinannya.

Hari-hari berlalu seperti biasa. Tak ada yang benar-benar spesial kecuali tingkah laku Kafka yang masih aneh. Dia terus mengangkat tangan di kelas dengan alasan agar Hanin tetap memperhatikannya. Tak peduli hukuman berdiri, bersih-bersih kelas, lari mengelilingi lapangan, semuanya akan dia lakukan dengan tenang dan tanpa rasa malu sedikitpun.

Rumor hubungan asmara yang mulai mekar antara Hanin dan Yogi mulai santer jadi bahan gunjingan seluruh siswa Harapan Bangsa. Hanin dan Yogi terlihat sangat tenang. Sedangkan Sisil sudah mulai lelah menerima surat tak bertuan itu. Tak peduli apapun isi dari surat itu, Sisil selalu membuangnya tanpa membacanya terlebih dahulu.

"Jo, menurut gue event kunjungan ke panti asuhan itu, bisa lebih seru kalau kita siapin banyak hadiah dan main game sama anak panti. Gimana?" usul Sisil saat menemani Jojo dan Vani_Sekretaris Osis_ yang sedang sibuk menyiapkan buletin sekolah yang terbit bulan ini.

"Gue setuju sama Sisil," sambar Vani.

"Kalau gitu, gimana kalau open donasi ke seluruh kelas 2?" usul Jojo.

"Kalau kita-kita doang, nggak nutup?" Sisil agak malas kalau harus membantu Jojo keliling kelas 2 untuk mengumpulkan dana.

"Gimana kalau kita iklanin di buletin kita? Soal rencana kunjungan ke panti dan program acaranya. Nanti semua orang boleh berkontribusi baik tenaga atau dana semampu mereka. Cantumin langsung nomor e-wallet lu, Jo," lanjut Sisil memberikan ide. Mata Jojo berbinar. Tak salah dia menyukai cewek di sampingnya itu. Ketua Osis itu melirik sekretarisnya.

"Gimana, Van?" tanya Jojo.

"Setuju sih. Eksekusi langsung."

***

"Popcorn karamelnya satu, sama soft drink-nya ya," ucap Sisil memesan cemilan kesukaannya saat menonton di bioskop sendirian.

"Sisil?" cewek itu menengok.

"Yogi! Lagi ngapain?"

"Mau nonton film Menjemput Kematian. Kalau kamu?"

"Sama!" Mata Sisil berbinar. Dia tidak menyangka ternyata ada juga yang selera tontonannya sama. Sisil menyelesaikan pembayaran dan mengambil pesanannya. Secara alamiah, Sisil menjajari langkah Yogi yang melangkah menuju ruang tunggu sebelum studio 1 dibuka.

"Kamu sering nonton horor kayak gini?" tanya Yogi setelah mereka duduk berhadapan di ruang tunggu. Sisil mengangguk. Dia masih kerepotan dengan minuman, popcorn dan ponselnya di tangannya yang kecil. Yogi meraih popcorn dan minumannya, membantu menaruhnya di meja dan membiarkan Sisil memasukkan ponselnya ke tas. Cewek itu tersenyum manis.

"Thank you," ucap Sisil sungguh-sungguh.

Yogi mengangguk.

"Kamu nanya apa tadi?"

"Kamu sering nonton film horor?"

"Sering. Aku suka. Akhir-akhir ini kualitas film horor Indonesia membaik. Aku suka."

Lihat selengkapnya