LAPANGAN BASKET__khusus untuk lomba kategori basket, sepakbola dan voli, dipilih berdasarkan keputusan Coach dan Guru olahraga setelah melihat pertandingan antara kelas 1 melawan kelas 2. Kelas 3 tidak diturut sertakan karena harus fokus untuk ujian sekolah. Jojo telah menyelesaikan tugasnya sebagai ketua osis dan sedang bersiap untuk berperan sebagai kapten basket kelas 2.
"Gue minggu kemarin liat Sisil nonton sama Yogi," bisik salah satu anggota tim basket kepada temannya yang lain. Jojo yang sedang berganti pakaian mulai tertarik dengan yang dibicarakan temannya itu.
"Siapa?" tanya Jojo.
"Sisil sama Yogi. Gue sama Kevin mau nonton sama gebetan. Eh gue liat Sisil sama Yogi keluar dari bioskop," jawab Maliq.
"Bukannya si Kafka ngamuk gara-gara Hanin selingkuh sama Yogi?" timpal teman yang lain.
"Lu masih suka sama Sisil, Jo?" Maliq memukul bahu Jojo pelan.
Suara peluit dari lapangan membuat mereka bergegas untuk siap lomba. Begitu sampai lapangan, Jojo berniat melambaikan tangan kepada Sisil, namun cewek itu menarik tangan Hanin untuk meninggalkan lapangan. Jika dugaannya benar, Sisil dan Hanin pasti buru-buru menuju kelas IPA 2 untuk melihat Kafka membaca puisi. Namun tiba-tiba saja pikirannya terganggu. Bisa jadi, Sisil dan Hanin malah pergi ke kelas IPA 3 untuk melihat seberapa seriusnya Yogi saat sedang mengerjakan soal Matematika. Sampai peluit tanda pertandingan dimulai, fokus Jojo sudah pecah.
"Jo, FOKUS!" teriak Maliq. Jojo mengangguk dan mulai memfokuskan diri pada lomba yang harus dia menangkan.
***
Deretan penonton bersorak mengantarkan tim basket kelas 2 pada kemenangan. Senyum merekah di bibir Jojo. Dia meraih handuk kecil di pinggir lapangan dan mulai mengelap keringatnya. Napasnya ngos-ngosan. Seluruh tim menghampirinya dan menepuk bahunya satu persatu.
"Keren, Jo."
"Kita semua," balas Jojo.
Sudut matanya menangkap sosok Yogi yang sedang berjalan di pinggir lapangan sambil memegang ponselnya seolah mencari seseorang. Jojo mendorong Maliq pelan dan berlari menghampiri Yogi.
"Gi, bentar."
Yogi menghentikan langkahnya dan berbalik menatap heran pada ketua osis yang bahkan tak pernah berbicara dengannya kecuali urusan lomba dan tugas sekolah meskipun mereka pernah sekelas saat kelas 1.
"Sorry, gue denger dari temen yang lain kalau minggu kemarin lu jalan sama Sisil. Bener?" tanya Jojo ramah.