Kegiatan santunan di panti asuhan yang diadakan osis akan menjadi highlight untuk buletin edisi bulan depan. Para anggota osis melakukan bagiannya masing-masing dengan baik sesuai briefing yang disampaikan oleh sang ketua. Anak-anak dan pengurus panti menyambut mereka dengan hangat. Jojo mewakili pihak sekolah dan anggota osis lainnya, membuka acara. Ada panggung kecil untuk penampilan GT Band yang sudah stanby di tempatnya masing-masing.
Rangkaian acara demi acara berjalan meriah. Termasuk saat anak-anak panti mempersembahkan sebuah drama musikal yang sudah mereka siapkan sejak Jojo menyampaikan niatnya untuk membuat acara di panti asuhan ini. Sisil dan Hanin bertepuk tangan paling heboh. Mereka sangat menyukai penampilan anak-anak. Acara kunjungan hari ini ditutup oleh GT Band dan Sisil yang mengajukan diri untuk membacakan dongeng.
"Kapten Mond Sang Pengarung Lautan Awan datang menjemput!" suara Sisil tiba-tiba berubah menyerupai suara anak laki-laki yang berseru riang atas kedatangan Kapten Mond dalam dongeng "Eddy dan Kapten Mond di Negeri Langit." Anak-anak ikut berseru riang mengikuti ekspresi Sisil. Ternyata acara Sisil mendongeng tidak hanya memukau para penghuni panti asuhan, namun Jojo dan Yogi terlihat menatap Sisil dengan mata yang berbinar.
Tepuk tangan meriah mengembalikan kesadaran Jojo dan mengingatkannya untuk segera mengambil alih acara dan menyampaikan beberapa kalimat penutup.
"Habis makan siang acara bebas. Nanti kita main game sama anak-anak ya," ucap Jojo sambil membantu Sisil merapikan peralatan mendongengnya. Sisil mengangguk. Energinya terkuras habis namun dia sangat senang bisa membacakan dongeng dengan lancar di depan anak-anak. Hanin meraih tangan Sisil dan menariknya berjalan keluar dari panti menuju meja panjang yang berisi berbagai macam makanan serta cemilan.
"Semalem Yogi ke rumah lu, Sil?" tanya Hanin.
Sisil mengangguk. "Kenapa? Dia nggak bilang dulu sama lu?"
"Bilang, sih. Tapi tetep sebel."
Sisil tertawa. "Cemburu? Lu nggak pernah cemburu si Kafka ngeribetin gue sepanjang semester."
"Beda. Udahlah nggak usah bahas."
"Lu masih kesel-keselan sama Yogi?" tanya Sisil penasaran. Dia benar-benar tidak mengerti maksud dari penjelasan Yogi semalam. Dia merasa bahwa Yogi menunjukkan ketertarikan padanya namun tak mengerti akan hubungan cowok itu dengan Hanin.
Kafka mendorong Sisil yang menghalanginya dari roti di meja. Mata Sisil melotot dan siap memukul cowok aneh itu.
"Lu dari pagi dorong-dorong gue terus. Mending jujur ada masalah apa sama gue?" omel Sisil. Kafka membalikkan tubuhnya.
"Kayak ada yang ngomong," ucap Kafka pada Arya. Sisil menendang kaki Kafka kemudian langsung berlalu tak peduli cowok itu mengaduh kesakitan.
***
Sisa waktu kunjungan panti asuhan Sisil habiskan dengan perasaan kesal karena Kafka tak hentinya mencari gara-gara. Saat bermain petak umpet bersama anak-anak, Kafka dan personel band-nya hanya duduk menonton sambil berteriak memberitahukan posisi Sisil.
"Sisil noh di belakang pohon."
"Sisil di bawah meja."