MANTRA CINTA Si Anak LASANG

Poloria Sitorus
Chapter #2

BAB. 2 - Terlanjur Mengucapkan Janji


**

“DANUM…”

“DANUM BADIA…”

“TUNGGU..!”

 

Arik Badra berhasil meraih tangan kekasihnya, saat Danum Badia baru turun dari taxi yang tadi ditumpanginya dari Kawasan Mesjid Islamic Center Samarinda hingga sampai di gerbang masuk Kawasan Perumahan Red Rose Residence.

 

“Untuk apa lagi datang ke sini?” tanya Danum Badia sembari berusaha melepaskan pergelangan tangannya dari genggaman Arik Badra.

 

“Danum…please, kasih kesempatan bagiku untuk menjelaskan semua ini?” ucap Arik Badra setengah memohon kepada perempuan yang dicintainya itu.

 

“Arik Badra, apa lagi yang perlu dijelaskan?”

“Aku sudah melihat semua foto-foto kalian di Instagram Story milik kakakku, Maharati. Dan itu sudah cukup menjelaskan semuanya padaku. Lalu apa lagi?”

 

Danum Badia merasakan gejolak dalam dadanya semakin bergetar hebat. Saat dia mengingat terakhir kali, seminggu yang lalu, kakak kembarnya, Maharati bercerita padanya tentang laki-laki pujaan hatinya yang telah melamarnya dengan sungguh-sungguh di hadapan Purok Mamut, ayah mereka.

 

“Danum…aku hanya mencintai dirimu seorang, sungguh…!” Arik Badra sekali lagi menggapai jemari kekasihnya itu, namun Danum Badia segera melepaskan tangannya dari genggaman Arik Badra. Danum Badia tidak ingin terbawa perasaan lebih dalam lagi dalam genggaman laki-laki yang kini telah memporak-porandakan hatinya itu.

 

“Kau pembohong! Kau sengaja menghancurkan perasaanku! Kau telah mempermainkanku selama ini. Kalau ternyata kau menyukai kakakku juga, mengapa kau tidak terus terang sejak awal?” suara Danum Badia semakin bergetar. Sesuatu di dalam kelopak matanya terasa panas dan menggantung, seolah ingin segera menumpas pecah dari pertahanannya.

 

“Danum…sungguh, semua ini hanyalah kesalahfahaman!” Arik Badra mencoba menjelaskan.

Namun hati Danum Badia yang kini tengah diliputi rasa cemburu, kemarahan dan kekecewaan tidak lagi memberi kesempatan pada laki-laki di hadapannya untuk bicara.

 

“Pergi!”

“Pergi dari sini sekarang juga!”

“Atau aku akan memanggil Pak Satpam untuk mengusirmu dari sini?” ucap Danum Badia dengan suara serak menahan getar dalam dadanya. Namun nada suara itu terdengar sedikit ragu. Sebab sungguh, dalam relung hatinya yang paling dalam, dia masih ingin lebih lama bersama kekasih hatinya itu.

 

Lihat selengkapnya