Blurb
Aku pernah mendesir angin. Mengikuti kemana jalannya cinta. Yang kurasa bukanlah hakiki. Aku terus terselubungi Pribadi. Yang erat dijerat Keladi.
Ya Rabb, Aku sungguh terjerat, pada dirinya yang bertaji
--Hanifah--
Kugapai rasa di semesta. Ada aya-ayatnya yang bertuah petaka. Mungkinkah ia adalah sumur mendulang nestafa. Yang memaksaku untuk tinggal pada kesemestaan dusta.
Tetapi Aku tidak sepertinya, yang kau agungkan karena pengemukaan.
-Adnan--
Walau dunia ini tak segemuruh hatiku. Tetapi aku tahu engkau pasti mendengar kalbuku. Padanya, kau dapatkan suara yang tak mendengung, jelas sampai menjalar jiwa-jiwa keraguan.
Aku bukanlah dia, bukan petir yang menabir luka.
--Ferdy--
Cinta hanya pengelabuan yang singgah pada jiwa-jiwa bodoh. Kau terlalu ortodok, dengan dia sang penguasa goblok. Aku naïf, tapi engkau terlalu pintar untuk menjadi kesatuanku.
--Mira--