Di depan gerbang dok kapal Naga Cipta Centra, kumpe, Jambi. Tidak sekolah,habis drop out dari kelas 2 SD Sariputra Jambi, karena rajin bolos, rajin bolos karena di kelas 2 ga suka ibu guru wali kelas yang suka nyinyirin gue.
Entah dendam apa Bu guru itu dengan saya, perasaan selalu memandang rendah saya. Mungkin juga karena saya sekolah di swasta favorit itu tidak bayar. Siswa lain bayar SPP, kalau saya anak yatim tidak bayar, dijamin paman saya Ali Santo pendiri yayasan sekolah itu.
Yang masih gua inget nih, lagi mau ke perpustakaan, ketemu Bu guru itu lagi duduk dengan guru lain di pintu masuk, mosok dia menghardik " mau apa kamu? Minjem buku? Sok pinter! " Ia memandang sinis saya sambil melirik guru di sebelahnya. Gua tersinggung! Gua marah! Tapi apa yang bisa dilakukan anak kelas 2 SD saat itu? Tidak bisa apa-apa. Tidak bisa menceritakan kemarahannya selain menggunakan haknya untuk tidak bertemu guru itu, bolos. Demikianlah saya tidak masuk terus menerus hingga drop out dikeluarkan dari SD Sariputra Jambi. Mereka cuma bisa bilang gue malas. Mama sangat memanjakanku, meski sedih, ia tak pernah bisa memaksaku sekolah lagi.
Saya drop out dari SD Sariputra mama juga sudah pindah di Kumpeh, buka warung sekaligus jagain pintu gerbang dok kapal NagaCiptaCentral.
Saya sering ikut Robin, sepupu yang usianya jauh di atas saya untuk bantu-bantu di dok kapal NCC milik bapaknya, Alisanto (Apheng).
Jadi sejak kecil saya sudah akrab dengan bau oli, kunci inggris, kunci reng dan mesin kapal. Siang mengelap mesin, mengencangkan baut dan suka disuruh ini-itu oleh Robin.
Malamnya Robin (Asou) menyuruh saya belajar sendiri dengan membaca keras-keras dan menulis halus kasar. Hingga ia merasa amat tertarik dan melihat saya sangat pintar. Beberapa kali ia bertanya " mau sekolah lagi tidak?" Yang selalu saya jawab " mau!"