Sebelum pindah ke Kumpe, mama pernah ngontrak rumah panggung di Kampung Manggis.
Kehidupan sebagai janda ditinggal mati dengan empat anak, tidaklah mudah. Mama yang bukan dari keluarga susah kini harus banting tulang menghidupi keluarga. Terlebih segala perhiasan harta pemberian orang tuanya telah habis, tenggelam bersama almarhum papa di dalam laut.
Konon, papa menjual perhiasan mama untuk modal dagang. Berangkat belanja ke Jakarta menggunakan kapal ekspedisi milik adik iparnya (Ali Santo/Apheng). Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, kapal yang ditumpangi papa tenggelam.
Namun, nasib baik masih bersama papa, meski semua modalnya tenggelam, ia selamat.
Selanjutnya mama melarang keras papa berpegian dengan kapal. Papa sendiri gula-gulana. Di pikiran papa, kalau tak mencoba lagi, modal yang lenyap bersama tenggelamnya kapal tak kembali.