Tercipta dari Ilusi. Di dunia antar dimensi. Ruang hampa tak berisi.
Menariknya ini berawal dari mimpi, yang dicerikan oleh Ibu mandiri kepada putri yang di kasihi.
Manusia Imortale,(Manusia Abadi). Akankah manusia ini ada?.
(Tentu ada!).
Mereka tinggal dipedalaman Hutan. Tepatnya di bawah kaki Gunung Hewani puncak tertinggi datarannya.
Namun,kota kecil penuh kemajuan tersimpan mewah ditengah-tengahnya.
Ini hanya Ilusi. Tidak ada yang tahu pasti keberadaan mereka. Hanya segelintir orang yang mengetahui dunia pijakan mereka.
(Makhluk ilusi ini menamai mereka dengan sebutan Clan Arrou dan Clan Serigala).
Hanya ada seputik orang yang pernah melihat mereka.
Dia Haedar dan Rizky.
Keduanya bersekolah di sekolah yang sama. Berseragam seragam yang sama. Berjalan di jalan yang sama. Dan menuntut ilmu di ruangan hampa yang sama pula.
Kini hari Minggu.
Sekolah libur. Keduanya memilih untuk berlibur. Namun,sayang tidak pergi berjemur. Melainkan berdiri ditah-tengah sumur.
(Ets...maksudnya di tepi sumur).
Berlibur bukan di pantai atau di pusat perbelanjaan. Melain pergi ke tempat yang tak lazim untuk di kunjungi.
Rumah tua yang telah terbengkalai. Berarsitektur belanda. Dengan foto-foto none belanda tergantung di dinding tuanya.
Lantai-lantainya telah berlebur satu bersama dengan tebalnya debu.
Puing-puing telah rapuh termakan usia lanjut.
Tidak ada yang tahu berapa usia rumah ini. Yang pasti ini tempat persembunyian para hantu.
Di belakang Rumah.
Sumur tua yang tak tahu berapa usianya. Aneh namun,benar adanya. Sumur itu masih berisikan air,walau telah dikelilingi lumut-lumut hijau.
Rizky dan Haedar berdiri saling bertatap muka.
Mimik kemarahan terpancar di wajah para pemuda ini.
Singkatnya. Haedar berkata.
"Dia putri kami!".
" Dan kau tidak berhak atas dirinya". Ucapnya dengan memberi tekanan dalam katanya.
Dan Rizky langsung menjawab.
"Oh".
Sombongnya.
" Kau ingin melindunginya".
Rizky menatap tajam Haedar. Dan tidak kalah darinya. Haedar memandang hitam Rizky.
Wajah para pujangga ini membengkak marah disaat saling menatap.
Yang satu berbola mata Merah api,(Haedar). Dan yang lainnya berkelereng mata berwarna Biru air,(Rizky).
Dilanjut beradu tutur.
"Kau melindungi dirinya demi Clan mu?". Mempertanyakan dari Rizky.
" Atau hanya untuk keuntunganmu saja". Sindirnya menyinggung.
Tidak diam begitu saja.
Haedar mengmbil tindakan.
"Jaga bicaramu!". Memerah wajahnya.
Memandang kesal mendekat. Di genggam erat-erat oleh Haedar kain kera pakaian Rizky.
Tak memandang ampun,Dia menatap kasar pria yang berstatus temannya itu.
"Aku tidak sebodoh pemimpinmu." Marahnya yang semakin meninggi.
"Yang berpikir kotor hanya untuk keuntungannya saja". Ujar bernada tinggi.
" Dan aku menjaganya dengan hatiku. Tidak dengan nafsuku". Semakin menekan dalam bicaranya.
Terus menggenggam erat,secuil kain pakaian yang rapuh.
Tidak ambil diam.
Rizky tak selemah itu. Dia bertindak.
(Dum). Di dorong keras-keras bidang dada Haedar.
Terlemparlah dia ke belakang.
"Pemimpinku tidak bodoh!".
Rizky berbalik menyerang Haedar. Kini dia lah yang menggenggam erat-erat selembar kain pakaian Haedar.