(Mimpi hanyalah bunga tidur.
Tidak ada pertanda nyata dari
Sebuah mimpi.
Mimpi adalah mimpi.
Tidak lebih dari itu).
Sore ini Eomma sedang bersama dengan Raeni, di dalam kamarnya Eomma.
Berbaring bersama diatas ranjang empuk tempat tidur.
Eomma cantik membelai hangat surai putri satu-satunya ini.
"Eomma!". Raeni berkata. Dalam belai hangat Eomma tangguhnya itu.
" Iya sayang ". Dengan lembut,Eomma menjawab
Jari-jemari indahnya mengapsen setiap herai hitam halus rambut Raeni.
Dalam dekapnya memeluk putri terkasihnya.
" Eomma. Bagaimana Jika aku menghilang ?". Pertanyaan aneh darinya.
Hm...?
Eomma terkejut bukan kepalang. Dia terduduk cepat disampinh kiri Raeni yang sedang terbaring.
"Apa maksudmu?".
Bertanya keras.
Wajahnya segera memucat,khawatir dan cepas langsung terlihat dari ibu satu anak ini.
" Tidak".
Sahut santai,gadis manja ini.
Terbangun dari tidurnya.
Duduk menghadap langsung Eommanya.
"Eomma cemas?".
Tangan lembutnya menyentuh pipi kiri,orang tua tunggalnya itu.
Membelai hangat dari gadis penyuka Korea ini.
"Hm".
Menganggut dalam kesedihan.
Mulai berlinang kristal-kristal bening dari kedua matanya.
Menyentuh hangat tangan lembut putrinya.
Mengelus,meresapi hangat dan lembutnya sentuhan putri kecilnya.
" Aku siap untuk di korbankan!". Katanya yang kembi mengejutkan.
Aku tak berani berkata.
Ku dekap tangan halus putri ku ini.
Bibirku bergetar saat mencium tangan hangat ini.
"Tidak".
Menggerak kepalaku ke kiri dan kekanan.
Tidak terima dari ku,jika putri sulung ku ini berkata seperti itu. Tersayat rasanya batin ini.
" Tidak sayang. Kau tidak usah mengorbankan nyawamu untuk mereka!".
Pinta memelasku.
"Tidak Eomma. Aku adalah putri mereka. Darah mereka mengalir deras pada diri ku".
Kata berani,tak kenal takut dari Raeni.
" Tidak sayang! ".
Pintaku sangat memohon.
Ku belai pipi cabinya yang lembut.
" Kau adalah putriku.
Putri satu-satuku. Hanya kau yang ku miliki".
Kata Eomma yang terdengr Egois.
Syahdu memandang Raeni.
Tak ingin satu detikpun melapas pandangannya.
"Tapi Eomma!".
Keluhnya.
Terpotong kata-katanya.
Uts...Menyentuh bibir Raenia dengan telunjuk kanannya.
" Kau terlahir sebagai putri ku. Bukan sebagai putri mereka.
Dunia kita sudah berbeda dengan mereka. Kita tak lagi saling terhubung dengan dunia kejam itu ".
Menatap memelas. Suara lembut terdengar dari bibirrnya.
" Eomma egois".
Di Tanggap kasar dari gadis berwajah kecil tersebut.
"Eomma, bukanlah Eomma ku!".
Melepas kasar genggaman tangan ibunya.
" Eomma sangatlah Egois".
Tertutur kasar darinya.
Tak lagi lembut dan ayu. Kini Raenia menatap kesal wajah ibunya.
"Ada apa sayang?". Bertanya heran. Dengan memelas memandang.
" Jija Eomma sayang padaku. Maka izinkan aku untuk menyerahkan nyawaku pada mereka!".
Kata gadis belia ini.