Manusia Teras

Wulan Kashi
Chapter #2

Pertemuan Pertama. Surabaya, 1977.

Dunia perkuliahan dengan jam yang tidak tentu, membuat Rajendra pontang-panting menyesuaikan dengan jam kerjanya. Kalau sudah sampai di kampus tapi tiba-tiba dosen mengubah jam, dia memilih menunggu di kampus. Tepatnya di markas tempat anak seni. Sekadar main gitar dan bernyanyi, atau menulis puisi. 

Pagi ini, Rajendra dan Dimas  tiba nyaris bersamaan di gerbang kampus. Keduanya sama-sama Fakultas Ekonomi, hanya beda angkatan. Dimas, setahun di atas Rajendra. Tapi mereka dekat, karena sama-sama sering nongkrong di markas. 

Yang berbeda di pagi ini adalah, ada beberapa orang mendadak menyeret mereka berdua ke balik gedung. Rajendra tidak mengerti dengan jelas apa yang terjadi. Hanya saja dia kemudian melihat Dimas dihajar habis-habisan. Rajendra berupaya sekuat tenaga melepaskan diri, lalu berusaha melerai dan melindungi Dimas.

Dua lawan enam. Tidak imbang. Justru Dimas dan Rajendra kembali menjadi bulan-bulanan mereka. Teriakan seorang perempuan terdengar sayup-sayup. Disusul beberapa saat kemudian satpam datang bersama beberapa mahasiswa lain, membuat perkelahian itu terhenti. Dan enam orang pengeroyok tadi lari tunggang langgang, menyisakan Dimas, yang meski masih bisa berdiri tegak, tapi mukanya sudah tidak jelas karena terkena darah dari hidungnya. 

Rajendra pening. Bangunnya agak lambat. Sudahlah semalam kurang tidur, masih pula harus dihajar seperti ini. Dimas memapahnya menuju markas. Sampai di markas, Rajendra memilih berbaring. Sekujur badannya terasa remuk redam. 

“Sorry Cak, kamu kena imbasnya,” gumam Dimas.

“Kenapa Mas?” Suara seorang perempuan menyapa telinga Rajendra, yang masih memilih menutup matanya. 

“Cemburu. Pacarnya belok ke aku,” jawab Dimas, sambil tertawa kecil.

“Wooo, asu tenan,” sahut suara perempuan itu lalu tertawa lebar. (Asu tenan=Anjing banget)

“Hush!” sergah Dimas. Tapi tawa perempuan itu masih terdengar renyah.

“Mulai kapan pinter misuh?” kejar Dimas.

Lihat selengkapnya