Many Things Happened

Naomi Indira
Chapter #1

Pembukaan

Semua tokoh, alur, tempat, maupun kejadian di dalam cerita ini merupakan fiksi.

Beberapa kejadian terambil dan terinspirasi dari kisah nyata.

Setiap penjelasan dalam cerita ini sudah dilakukan research terlebih dahulu di berbagai sumber resmi seperti jurnal, video penjelasan, maupun kitab suci.

Semua persekusi yang ada diambil dari kejadian nyata dan tanpa rekayasa dari berbagai sumber berita.

 

PEMBUKAAN

 

“tiga, dua, satu, BUKA SEKARANG !!!”

MAAF, ANDA DINYATAKAN TIDAK LOLOS SELEKSI PERGURUAN TINGGI NEGERI

“Yah.. tidak lolos”

“Tidak apa apa nak, tidak perlu sedih ketika kau gagal, apa kau masih mau mencoba jalur mandiri?.”

“A-aku tidak tahu, rasanya aku masih ingin berpikir.”

“Baiklah, apa yang membuatmu tertarik?”

“Aku belum memikirkannya, mama...”

  Aku, Clement Constantine, seorang anak 18 tahun yang sedang mencari perguruan tinggi untuk diriku menuntut ilmu. Aku saat ini mencari perguruan tinggi terbaik yang menyajikan jurusan teknik terbaik. Tadinya aku memilih jurusan teknik di institut terbaik di sini mengingat negara ini sedang pada masa pembangunan dan pemerataan infrastruktur. Namun aku tertolak dan gagal. Aku mengingat, mungkin ini bukanlah jalan Tuhan. Ini adalah sebuah pertanda, Tuhan sedang mengarahkan diriku ke jalan yang lain. Mungkin ini bukanlah saatnya untuk bersedih. Ini adalah saat terbaik untuk kembali merenungkan. Apa yang Tuhan mau terhadapku?

“Biarkan aku berpikir sejenak, mama.”

  Pengumuman tadi cukup membuatku terngiang, bagaimana bisa dengan segala usahaku, aku masih tertolak. Aku belajar dengan sungguh sungguh. Ini sungguh mengecewakan. Aku iri melihat teman temanku yang masuk ke perguruan tinggi negeri yang bagus. Aku berusaha untuk menenangkan diriku sejenak. Aku mencoba berpikir, setelah ini apa yang akan kucoba. Aku kemudian merebahkan diriku di kasur untuk tidur sejenak. Aku memejamkan mataku, dan lama lama rasa kantuk menghampiriku.

“Clement.. Clement..”

“H-hah, siapa yang memanggilku?”

“Ini Aku, Clement..”

“Aku tidak tahu siapa kau.”

“Jangan kecewa, aku akan memberikanmu jalan yang lebih baik.”

“Aku tidak mengerti.”

  Tiba tiba, aku terbangun dari tidurku. Ternyata hanya mimpi. Aku menyadari bahwa semua yang baru saja aku alami merupakan mimpi. Akupun segera bangun dan mencuci wajahku. Aku merasa aku baru tertidur selama 15 menit. Aku pun keluar dari kamarku dan menuruni tangga. Aku mendengar samar samar suara televisi di bawah. Rupanya ibuku ketiduran di ruang televisi. Aku sangat bosan, aku tidak tahu harus melakukan apa. Aku akan pergi saja jalan jalan keluar sembari melepas penatku.

  Saat aku pergi keluar rumah, aku menghirup udara segar. Aku berusaha untuk berjalan jalan di sekitar komplek rumahku. Tidak lama kemudian aku sampai di sebuah lapangan yang juga masih ada di dalam komplek rumahku. Namun, aku mendengar suara gaduh.

BUAGHH

“HAHAHAHA, lihat pecundang ini, lihat. Dia tidak bisa membela diri.”

“Hei pengecut, coba jawab pertanyaanku, apakah Tuhanmu ada tiga?”

“T-tidak…”

Lihat selengkapnya