MARAPI

Da Pink
Chapter #12

#12. Berefek Buruk

Tak ada jawaban dari Meranti. Ia tidak memikirkan tentang cinta sekarang ini.

“Udah, makan aja. Nggak usah nanya-nanya soal yang lain.” Gadis itu lantas berdiri. Ia ingin memesan minuman dingin dan makanan. Mario mengekor. Pesanan mereka sama.

Ketika tengah menunggu makanan datang, ponsel Meranti berdering. Telepon dari Putri.

“Aku di kantin sama Mario. Kamu ke sini aja,” ucapnya setelah mengusap layar.

Oke, aku ke sana sama Dika dan Wahyu.”

Mendengar nama Dika disebut, manik mata Meranti langsung mengarah pada Mario yang mengamati di hadapan.

“Oh, iya. Boleh.”

Setelah menutup telepon, gadis itu memberitahu Mario jika Putri, Dika dan Wahyu akan ke sini.

“Duh, ngapain?”

Pemuda itu mengernyitkan dahi. Selera makannya jadi berkurang. Sebab, tadi jelas terlihat bagaimana cara Dika menatap Meranti, meski dari jarak yang lumayan jauh.

“Ya, nggak tahu. Tanya aja Putri entar,” jawab gadis itu sambil menyembunyikan wajah dalam tundukan.

Lima menit kemudian, tiga orang itu datang juga. Mario melirik Putri sinis, membuat gadis itu kebingungan sendiri.

“Kalian udah pesan?” tanya Dika masih dalam posisi berdiri.

“Udah.” Meranti yang menjawab.

“Eh, biar aku aja yang pesankan. Kamu duduk aja,” ujar Putri mengode Dika sambil melirik posisi kosong di sebelah Meranti. Sedangkan dirinya duduk di sisi Mario yang menghela napas berat sejak tadi. Wahyu duduk di kursi terpisah.

“Kamu sama Wahyu yang biasa kan, Dik?”

Dika dan Wahyu mengangguk.

Langkah kaki Putri panjang, diiringi oleh sorot tajam Mario yang tiba-tiba menjadi begitu illfeel.

“Mer, kenapa tadi nggak ikut masuk aja ke BC?”

Dika memecah hening setelah duduk di sebelah Meranti yang langsung menoleh ke arahnya.

Lihat selengkapnya