MARAPI

Da Pink
Chapter #22

#22. Perjalanan Dimulai

Subuh, Minggu 03 Desember 2023, Putri bangun lebih awal. Semalam mereka telah berkemas. Sedangkan Meranti masih rebahan di atas kasur. Ada sedikit keengganan untuk beranjak. Namun, ingat semangat untuk mencapai puncak, melihat indahnya alam dari ketinggian membuatnya bangkit juga.

Hingga hari ini, Bu Yuli tidak pernah membalas chat yang dikirimkan oleh Meranti. Padahal sudah dibaca. Akan tetapi, hal tersebut tak membuat Meranti urung untuk melangkah. Ia sudah biasa dengan hal semacam itu. Telah waktunya membahagiakan diri sendiri dengan cara yang berbeda. Mario benar, jika Bu Yuli bisa menemukan kebahagiaannya, kenapa Meranti harus terperangkap dalam nestapa jiwa yang diciptakan oleh ibu kandung sendiri. Sudahlah. Yang penting uang jajan lancar masuk rekening sampai ia bisa mencari duit sendiri.

Selang tiga puluh menit kemudian, di saat langit Kota Padang belum sepenuhnya diterangi sinar mentari, Meranti dan Putri sudah melangkah keluar. Mereka janjian berkumpul di kampus. Berangkat dari sana. Dika dan Wahyu menjemput saat Putri mengatakan mereka telah berada di gerbang kompleks.

“Kamu nggak takut ‘kan, Mer?” tanya Dika saat mereka sudah melaju menuju kampus. Meranti menggeleng.

“Nggaklah. Kan ada kalian yang pasti bakalan jagain aku.”

“Iya, bener.”

Pemuda tampan itu mengulum senyum. Akhirnya ia jadi memiliki kesempatan untuk bisa dekat dengan Meranti tanpa Mario.

Setelah memberikan sedikit pengarahan, Dika pun mengomando rombongan untuk mulai bergerak. Mereka harus mulai pendakian pukul tujuh pagi. Menurut hematnya, perjalanan dari Padang ke Koto Baru bisa memakan sekitar satu setengah jam perjalanan. Jika tak ada hambatan, bisa lebih cepat lagi.

Sama seperti tadi, Meranti berada di boncengan Dika. Sedangkan Putri bersama Wahyu. Dalam grup mereka, tak hanya Meranti dan Putri saja perempuan yang ikut mendaki. Ada Fera, salah satu junior di klub mapala yang ikut serta.

Sepanjang perjalanan mereka tidak ada yang mengobrol, mengingat waktu. Harus segera summit agar bisa cepat sampai di puncak, lalu turun sebelum gelap. Meski akan kelelahan, tapi keseruan yang tercipta saat melihat pemandangan di atas puncak pasti akan melenyapkan semuanya.

Cuaca pagi ini cukup cerah dan bersahabat. Mereka optimis akan menempuh perjalanan tanpa hambatan. Yang penting stamina tetap dijaga. Kalau ada yang kelelahan, harus istirahat sama-sama. Akan ada pos pemberhentian nantinya. Mereka bisa istirahat di sana.

Ponsel Meranti berdenting hingga berdering beberapa kali. Namun, tak dapat dijawab oleh gadis itu, sebab ia tengah berada di atas motor, pun tak menyadari benda itu berbunyi.

Satu setengah jam kemudian, mereka sudah sampai di Koto Baru. Sepeda motor masuk ke jalan masuk menuju pos pertama tempat pendaftaran. Karena Dika sudah memesan tiket masuk dan membayar secara online, mereka hanya akan di data sesuai dengan pendaftaran dan KTP. Selanjutnya, petugas di pos memberikan semacam pengarahan agar para pendaki menaati peraturan yang ada. Tidak berbuat aneh-aneh. Tetap menjaga kebersihan gunung dengan bekal kantong kresek yang diberikan petugas.

Tak ada himbauan lain terkait kondisi Marapi pagi itu. Semua aman terkendali, hingga pendaki pun dipersilakan melakukan perjalanan.

Lihat selengkapnya