Mark On Heart

Nadhya Rizka
Chapter #2

MISTERIUS

Cahaya matahari tampak masuk dari sela-sela ventilasi kamar Alika. Dia tertidur dan ternyata benar-benar tidur. Jujur ia sangat penasaran pada Axel. Axel yang terlalu tertutup dan ia pun sudah bertetangga cukup lama semenjak kepindahan Axel ke perumahan elite itu. Mungkin hanya Alika yang meanggap dirinya teman. Sedangkan, Axel enggan untuk mengakuinya. 

"Kamuuu!!! Axel Wijayaaa, aku nggak akan pernah berhenti buat nyari tau siapa kamu sebenarnya dan alasan hingga kamu menutup diri seperti itu. Lihat sajaa, aku akan buat kamu melihat ke aku" Sumpah Alika. Ia benar-benar tak habis pikir, padahal keluarga Axel teramat baik dan ramah. Keluarga mereka sebenarnya cukup dekat dan yang aku tahu ia hanyalah anak tunggal.

Alika tidak sadar saat jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Ia pun bergegas pergi ke sekolahnya yang lumayan jauh itu. Ya, ia sekarang sudah berada di tingkatan SMA.

"Kringggggggggg, kringgggg, kringggg!!!"

Bel berbunyi tiga kali. Hampir saja Alika terlambat kalau ia tidak cepat-cepat ke sekolah. 

"Huhh, gara-gara cowok ituu aku hampir telat. Waduhh, jam pertama Bahasa Inggris lagi. Pak Deni pasti tidak tinggal diam kalau dia tahu ada siswa yang terlambat masuk kelasnya" Alika bicara ngos-ngosan.

"Aduh kok kamu menghalangi jalan sih. Gak liat aku mau keluar dari tadi? Gak di rumah gak di sekolah, gak dimana-mana, kamu itu hobi banget ya bikin kesal!" Ucap Axel.

“Buset tu orang, pagi-pagi udah ngomel aja. Cerewet banget sih” Dengus Alika dalam hati.

"Kenapa, marah? Nggak suka? Heran kok sikapnya setiap hari kayak cewek yang lagi PMS mulu, hobi marah-marah lagi, nanti cepet tua loh" sahut Alika.

"Wahh, kamu cari masalah banget ya sama aku. Berisik banget ya” ucap Axel.

"Heh kalian, sedang apa, mau saya hukum ya? Masuk kalian" Tegur Pak Deni.

Mereka langsung masuk kelas tanpa basa-basi lagi.

"Pagi anak-anak, berhubung pagi ini ada dua teman kalian yang hobi bikin onar di kelas saya dan kalian pasti sudah, tahu konsekuensinya apa. Axel dan Alika. Keluar kalian, berdiri di tengah lapangan dan hormat pada bendera!" Teriak Pak Deni.

Sungguh kejam dunia hari ini bagi Alika dan Axel. 

"Kamuuu, saya gak akan tinggal diam karena kamu saya kena hukum. Tuhann, apa lagi ini sebenarnya" ucap Axel sungguh kesal.

"Enak aja ya kamu, Xel. Nyalahin aku. Kalau aja tadi kamu gak banyak ngomel kayak gitu mah ini gak akan kejadian. Huhh, jadi cowok kok hobi banget marah-marah! " Ucap Alika.

Axel memilih diam, bodoh sekali dia mau-maunya meladeni ocehan Alika. 

"Kamu gaperlu gerutu dalam hati gitu. Aku tahu kamu ngomongin aku kan, dalam hati?" ucap Alika.

"Masalah buat kamu? Memang aku peduli? " sahut Axel bertubi-tubi.

"Suka-suka kamu, deh " sahut Alika ketus.

“Kamu cuma gatau aja Alika, ngeliat kamu itu berasa ngeliat masa lalu yang udah aku kubur. Aku benci kamu Alika” bisik Axel dalam hati.

“Dan kamu xel, aku gak akan diam gitu aja. Apapun caranya, aku harus cari tahu” Gerutu Alika dalam hati.

Jam istirahat berlangsung.

"Aku gahabis pikir ya. Di antara ratusan manusia di sekolah ini. Kenapa juga aku harus satu sekolah bahkan satu kelas sama dia. Gatau kenapa nih ya, rada risih aja bawaannya liat tu cowok. Hmm, tapi ada gunanya juga sih, bisa nyari informasi lebih dalam lagi kalau sekelas gini mah. Kamu harus tau Xel, aku gaakan pernah berhenti deketin kamu dan kamu. Sampai tanda tanya besar di otak aku selama ini terjawab" Pikir Alika.

Lihat selengkapnya