Markas Cahaya

Bentang Pustaka
Chapter #2

Melanglang Buana bersama Musik

Sheila Gank bermula pada 1995. Waktu itu saya bersama seorang teman bernama Adam ngajakin seorang lain namanya Duta, untuk ikut latihan band. Saya dan Adam awalnya udah duluan bikin band bernama W.H.Y Gank. Terus Duta kami ajak gabung buat jadi vokalisnya. Duta dipilih karena Adam pernah cerita kalau dia sama Duta suka jadi pengisi acara peringatan 17 Agustus-an di kompleks perumahan mereka. Dalam duet maut itu, biasanya Duta yang nyanyi dan Adam main gitar akustik. Setelah merekrut Duta, kami mengajak lagi seorang teman bernama Agung buat jadi penabuh drum.

Ngomong-ngomong soal W.H.Y Gank, saya sama Adam masih sering bertukar posisi sebagai bassis dan gitaris, tergantung lagu yang kami bawakan. Waktu itu, W.H.Y Gank belum sempat naik ke panggung musik. Kami cuma sebatas latihan di studio, meng-cover lagu band-bandternama dengan versi kami, dan ikut audisi/seleksi biar bisa tampil di sebuah acara. Studio tempat kami latihan dulu namanya Misty Studio, lokasinya di belakang Rumah Makan Padang “Sederhana” di Jalan Kaliurang, Yogyakarta. Kami memang lagi senang-senangnya main bandwaktu itu, soalnya baru mulai bisa main alat musik dan belajar nyanyi.

W.H.Y Gank sempat vakum beberapa lama gara-gara saya ikut bapak pindah kerja ke Semarang. Setahun berselang, kami kenalan sama Eross yang kelak pegang lead guitar. Jadi ceritanya, waktu itu saya masih SMP, saya punya temen main anak SMP sebelah, namanya Oscar. Oscar ini masih saudara sama Eross. Ketika Oscar main ke rumah saya, dia datang sama Eross. Usut punya usut, rumahnya si Eross ini ternyata nggak jauh sama rumah saya. Kami pun berkenalan dan jadi deket karena sama-sama hobi main gitar.

Saya, Adam, Duta, dan Eross kemudian memutuskan untuk memulai sebuah band baru. Waktu itu Agung udah pindah ke luar kota, jadi kami harus cari drummer baru. Ketika band ini melakukan latihan pertama kali di studio, kami ketemu sama Anton, drummer yang menggantikan Agung. Setelah latihan perdana selesai, kami memutuskan untuk memberi nama band ini Sheila Gank. Nama band ini diambil dari nama seorang temen cewek yang jadi “bunga sekolah” di salah satu SMA swasta Islam yang ngetop di Jogja. Sheila Gank itu artinya “temen-temennya Sheila”, hehe. Pada 6 Mei 1996, band temen-temennya Sheila ini pun lahir.

Sheila Gank sempat malang melintang di berbagai event pentas seni dan festival band SMA selama kurang lebih dua tahun. “Wilayah jajahan” kami ada di sekitaran Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada 1998, ada salah satu radio swasta di Jogja yang punya program acara yang memfasilitasi karya-karya musisi lokal Jogja. Karya kami banyak di-request di program acara itu dan bertahan cukup lumayan lama di chart (tangga lagu). Manajer kami yang dulu kerja juga di radio tersebut kemudian ngasih tahu kami alamat beberapa major label di Jakarta, termasuk Sony Music Indonesia. Kami kemudian menjajakan nasib, mengirim demo musik kami ke label-label besar itu. Nama Sheila Gank diganti jadi Sheila on 7. Eross yang ngusulin nama itu, alasannya karena hari ada 7, nada ada 7, langit ada 7, dan seterusnya deh.

Gayung bersambut, pertengahan 1998, kami dilamar oleh Sony Music dan meneken “kontrak rekaman” pertama dengan pihak major label ternama di Indonesia.

Selama melanglang buana bersama Sheila on 7, ada banyak pengalaman yang saya dapetin. Hal yang pasti, kecintaan saya terhadap musik jadi tersalurkan. Dengan lagu-lagu yang kami susun, setidaknya kami udah memberi sedikit warna pada kanvas musik dalam negeri. Tentu saja, ada bonusnya juga bermain band bersama Sheila on 7, salah satunya adalah award alias penghargaan. Sependek ingatan saya, selama gabung di Sheila on 7 dari 1996 sampai 2006, ada hampir 70 penghargaan yang kami dapatkan. Dari yang penjualan album terbanyak, album terbaik, soundtrack film terbaik, penghargaan versi festival musik, versi majalah dan tabloid anak muda, macem-macem deh.

Penghargaan yang paling berkesan buat saya adalah ketika kami dapet penghargaan Double Platinum Award untuk album pertama kami, diberikan oleh Sony Music Asia pada Agustus 1999.

Penghargaan itu berasa spesial banget mengingat kami adalah band dari kota kecil Yogyakarta. Bisa nembus rekaman sampai ke Jakarta aja udah bikin kami happy, apalagi dapet penghargaan Double Platinum. Rasanya kayak ketiban duren runtuh. Album perdana Sheila on 7 terjual sekitar 150 ribu keping, pamor band jadi naik (dan tentu saja diikuti oleh naiknya fee manggung, hihihi), belum lagi uang royalti yang diterima dari setiap kaset atau CD yang terjual.

Lihat selengkapnya