Pada 2004, saya baru selesai konser Soundrenaline A Mild Live di Surabaya. Waktu itu saya pengin segera pulang ke rumah di Jogja. Saya masih tinggal dengan Ibu, dan sesampainya di rumah, saya dapat kabar kalau Ibu sedang sakit. Dengan perasaan cemas yang memburu, saya segera menuju ke rumah sakit tempat Ibu dirawat.
Perasaan saya campur aduk kala itu. Saya ngerasa bersalah, sedih, bimbang, dan bingung, semua menjadi satu. Dalam hati saya ngomelin diri sendiri. Sebegitu sibuknya saya, sampai-sampai saya nggak tahu kalau Ibu lagi sakit. Saya baru tahu keadaan Ibu yang sebenarnya ketika udah nyampe di rumah sakit. Melihat Ibu yang berbaring lunglai di atas ranjang, rasanya saya kayak ditampar. Selama ini saya terlalu sibuk dengan urusan saya sendiri, sehingga saya menepikan orang yang paling saya cintai.
Di rumah sakit, saya banyak merenungkan hal ini. Sebenarnya, apa sih yang saya cari? Haruskah upaya saya mengejar cita-cita membuat saya menyisihkan ibu? Bagaimana saya bisa berbakti kepadanya—dan kemudian kepada Allah, jika begini caranya?