Marni

WENI Trisanti
Chapter #1

Chapter 1

"....Weh! Kembali-kembali, buruan!" ucap Toto memanggil kawannya.


"Ada apa Bro! lagi seru di sana." Brain terengah-engah berlari.


"Mana Cece? Bro...!" Toto terlihat panik.


"Ada disana sama Indri."


Brain merasa Toto sedang gelisah. Ia pun bertanya kembali "Kenapa kamu gelisah begitu?".


"Sudah cepat panggil mereka semua! Aku tunggu di rumah Bude ku. Cepat!" Toto pergi dengan terburu-buru.


"Hei, ayo kita kembali! Buruan!" Brain teriak dengan kencangnya.


"Iya, segera kesana!" Aku menjawab.


Aku dan kawan ku kembali kerumah Bude Toto. Pada saat di rumah Budenya Aku sudah melihat sebuah boneka dengan bertuliskan Marni. Tentu saja Aku bingung boneka milik siapa itu. Toto juga kebingungan dengan boneka itu, seperti pernah ia lihat tetapi tidak tau dimana.


"Kamu dapat dimana, To!" tanya ku padanya.


"Aku juga tidak tau ini dapat dimana? Pada saat aku tidur di Pendopo dekat kebun boneka ini sudah ada di tangan ku."


"Ah! Kau terlalu menghayal, mana mungkin boneka ini bisa bergerak dan mendatangi kau. Pasti kau hanya bergurau kan?" sahut Brain.


"Seriusan! Aku tidak tau ini boneka datang dari mana dan siapa yang kasih. Suuueerrr!" Kata Toto.


"Mungkin ini milik Marni? Makanya ada nama disitu!" Aku berusaha untuk tidak membuat panik.


"Iya, benar! Mungkin tadi pemilik nya tidak sengaja menjatuhkan boneka itu di dekat kamu, To! Positif thinking saja!" ucap Sabrina.


"Nah! Sekarang lebih baik kita istirahat dulu! Besok kita cari di desa yang nama nya Marni."


Mereka menyetujui pendapat yang Aku sampaikan. Keesokan harinya kami berpencar untuk mencari warga yang bernama Marni. Setiap warga yang bernama Marni, kami menunjukan foto boneka yang kami temukan. Namun, mereka semua tidak memiliki boneka tersebut. Tetapi salah satu warga bernama Mbah Ceng menunjukan rumah dimana pemilik boneka itu.


Tentu pada saat itu kami langsung menuju rumah tersebut. Jalanan sempit hanya dapat dilalui pejalan kaki. Terpaksa kami berjalan kaki sekitar satu kilo jauhnya. Langit sudah memasuki waktu Magrib.


Tiba di depan rumah yang di tunjukan oleh Mbah Ceng.


"...Permisi! Apa ada orang?"


"Yuuuhuu! Spada!" ucap Yuyun.


Kreeeeekk!...


Terlihat seorang wanita membuka pintu.

Lihat selengkapnya