Marriage Agreement

Sofia Grace
Chapter #9

Gaun Ala Meghan Markle

Demikianlah Aileen kemudian mencoba beberapa gaun pengantin pilihan calon ibu mertuanya. Gadis itu akhirnya menyadari bahwa gaun yang tampak indah dilihat belum tentu nyaman dipakai. Juga belum tentu sesuai dengan bentuk tubuh maupun karakter pemakainya. Setelah bersabar berganti-ganti gaun, keluar-masuk ruang ganti, dan berdiri di depan Samuel, Tina, dan Ernie untuk meminta pendapat mereka, gadis itu akhinya jatuh hati dengan gaun putih polos ala Meghan Markle, istri Pangeran Harry dari kerajaan Inggris. 

Kain gaun tersebut halus sekali dan terasa sangat lembut di kulit tubuhnya. Modelnya yang simpel sesuai dengan kepribadian Aileen yang praktis dan apa adanya. Ibunya sendiri langsung bersorak gembira begitu menyaksikan sang putri muncul dengan langkahnya yang lemah gemulai mengenakan gaun tersebut.

“Wah, gaun ini sepertinya paling pas buatmu, Nak. Sederhana tapi kelihatan anggun dan elegan sekali,” puji wanita itu spontan. Ekspresi wajahnya tampak berseri-seri memandang aura kecantikan putrinya terpancar mengenakan gaun tersebut.

Aileen mengangguk setuju. “Iya, Ma. Aileen juga menyukai gaun ini. Mirip dengan yang dipakai Meghan Markle di hari pernikahannya. Bedanya gaun ini masih dihiasi kristal-kristal sedikit di bagian leher dan pinggang. Jadi nggak terlalu polos.”

Ernie lalu menoleh pada calon besannya. “Menurut Mbak Tina gimana?” tanyanya meminta pendapat. “Gaun ini cocok nggak buat Aileen?” 

Perempuan yang ditanya mendesah pelan. “Yah, memang kelihatan anggun, sih. Tapi kok masih terlalu polos ya, dipakai oleh menantu keluarga Manasye. Hmm…tapi ya udahlah, kalau Aileen memang suka gaun ini, nggak apa-apa deh. Tapi dipakai buat acara pemberkatan di gereja aja, ya. Untuk resepsinya kita cari gaun yang kelihatan lebih mewah.”

Ernie terkejut. Dia tidak tahu bahwa calon besannya ini menghendaki Aileen mengenakan dua jenis gaun pengantin di hari pernikahannya. Putrinya buru-buru menerangkan pada sang ibu, “Oh iya, Ma. Aku lupa bilang kalau Tante Tina ingin aku memakai gaun yang berbeda di acara pemberkatan gereja dan resepsi di gedung. Jadi biar terasa berbeda gitu. Ganti suasana, ganti lokasi, ganti gaun….”

“Iya, Jeng Ernie,” timpal Tina dengan sikap agak congkak. “Aileen kan akan menjadi menantu keluarga Manasye satu-satunya. Jadi pernikahannya harus istimewa sekali. Karena berlangsung sekali seumur hidup, kan?”

Ernie manggut-manggut saja. Ya sudahlah, pikir wanita itu pasrah. Toh, pihak keluargamu yang membiayai semuanya. Kami mengikuti saja.

“Sam,” ucap Tina sembari menoleh pada anak semata wayangnya. “Menurutmu gaun yang dipakai Aileen ini gimana? Cocok nggak buat acara pemberkatan pernikahan di gereja?”

Lihat selengkapnya