Adzan berkumandang menandakan waktu salat dzuhur dimulai. Suara adzan ustadz Karim yang merdu menabuh gendang telinga Daffa hingga dia terjaga dari tidur.
Ustadz Karim memang memiliki suara yang teduh membuat semua yang mendengar merasa nyaman dan damai.
Daffa terduduk di sisi kasur. Tak menyangka dia tertidur cukup lama hingga tiga jam. Meski obat yang diminumnya mengandung efek samping kantuk, namun, obat itu merasuk ke tubuh dengan sempurna. Perut Daffa tidak sakit lagi.
Saking terlelapnya, Daffa tidak menyadari kalau barusan Adi masuk kamar untuk mengantar vitamin pesanannya. Setelah minum obat dan beristirahat, keadaannya sudah membaik. Daffa ingin menjalankan salat di masjid saja.
Sebelum menunaikan salat, terlebih dahulu Daffa meminum vitamin yang dibelikan Adi. Lantas dia meraih ponsel yang tergeletak di atas kasur lalu keluar kamar.
Sambil jalan, Daffa melihat notif wa. Banyak sekali pesan yang masuk. Rata-rata dari nomor tak dikenal. Daffa membuka satu-satu pesan yang dikirim. Dari calon mahasiswa. Kebanyakan dari mereka menanyakan kapan ospek akan dimulai. Tentunya, Daffa cukup membalas singkat dengan mengetik : Nanti diinfokan.
Pesan wa selanjutnya dari Mbak Zuli. Isinya mengabarkan bahwa posisinya sekarang berada di pom bensin untuk istirahat sejenak sambil numpang toilet. Setengah jam lagi baru sampai. Pesan dikirim pukul 11.35. Waktu yang cukup untuk salat dulu sebelum Daffa bertemu dengan saudaranya itu. Sesekali dia memerhatikan anak tangga agar tidak terpeleset.
Berikutnya dari Adi. Pesannya begini : vitaminmu tak taruh di atas nakas ya. Tadi sengaja gak aku bangunin biar kamu bisa beristirahat. Untuk uangnya gak usah diganti.
Daffa me-reply wa Adi dengan mengetik : Ya Allah, Di. Terima kasih.
Selesai. Pesan dikirim.
Setelahnya, Daffa membuka pesan yang belum dibuka. Pesan terakhir. Dari Diar. Isinya seperti ini : Mas, aku sudah di yayasan. Tadi ketemu sama teman sekamar Mas Daffa. Aku minta tolong dibukakan kantor yayasan soalnya Mas Daffa kan lagi sakit. Aku gak tau siapa namanya. Orangnya agak pendek. Hitam manis. Kalau Mas Daffa sudah mendingan, tolong kr kantor sebentar ya aku bawakan sesuatu.
Pesan dikirim sekitar dua jam yang lalu dan orang yang dimaksud Diar pasti Adi. Daffa mengernyitkan dahi saat membaca kalimat terakhirnya. Nih anak bawain aku apa? Baik banget padahal aku sering bikin dia kesel.
Dibiarkan ponselnya dalam genggaman tanpa membalas pesan Diar. Daffa bermaksud akan menemui langsung cewek yang beberapa hari belakangan membuat harinya semakin berwarna.
***
Masjid yang berdiri di kawasan kampus USB tidak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa atau penghuni kompleks, tapi juga untuk umum. Pintu gerbang utama Masjid Baitur Al-Amin yang menghadap langsung ke jalan raya selalu terbuka untuk memberi akses bagi masyarakat sekitar atau para pengguna jalan yang ingin salat atau sekadar menumpang rehat. Hanya saja, di jam-jam tertentu pintu gerbang akan dikunci untuk keamanan. Terdapat satpam di sisi gerbang sebagai pos penjagaan.
Setelah berwudlu, Daffa masuk ke dalam masjid dan nektarnya menangkap pemilik mata almond bernama Diar sudah berada di shaf perempuan. Daffa mengisi shaf yang kosong. Salat dzuhur akan segera dimulai. Jama'ah salat lumayan banyak kali ini, biasanya bisa dihitung dengan jari.