Married by Magic

Ikhsan Ardiansyah
Chapter #19

Red Velved Cake

"Assalamu'alaikum," ucapan salam Daffa saat membuka pintu disusul Ustadz Karim.


"Waalaikum salam," jawab Diar yang tengah terduduk sembari memotong buah pepaya. "Mas Daffa, kan sakit asam lambung toh, jadi gak boleh makan sembarangan. Termasuk makan buah. Harus pilih-pilih. Ini aku bawakan pepaya sama pisang." Diar menunjuk buah di atas meja.


"Enak banget ya jadi Daffa. Dibawakan buah-buahan. Tadi loh, Daf, aku minta gak dikasih sama Miss Diar padahal mintanya sedikit doang," komentar Ustadz Karim yang lebih tepatnya memprotes.


"Ele. Lah aku bawa buah memang khusus orang yang sakit kok bukan buat Pak Ustadz. Kalau mau buah, sakit dulu sono, entar tak bawakan buah sebanyak yang Pak Ustadz mau," sinis Diar membuat Ustadz Karim berubah ekpresi.


"Hm, masak mau ngasih buah harus sakit dulu. Memang benar-benar nih Miss Diar..." dengus Ustadz Karim greget.


Daffa tersenyum tipis sembari geleng-geleng. Dua orang ini kayak tom and jerry. Ribut mulu kalau ketemu.


"Itu piring sama pisau bawa dari rumah? Tapi kok mirip sama yang di dapur ya?" tunjuk Daffa pada pisau yang dipegang Diar.


Pisau yang digunakan Diar tidak ada yang spesial alias biasa saja. Banyak dijual di pasar. Cuma bedanya, ujung gagang pisau diikat pakai tali rafiah berwarna biru sama persis yang di dapur.


Diar nyengir sembari menggaruk kepala yang terbungkus jilbab hitam. "Memang ini pisau dan piringnya dari dapur Mas Daffa. Tadi diambilkan sama Pak Ustadz."


Mulut Daffa membeo.


"Iya Daf, itu aku yang ambil ke atas. 'Kan aku udah bilang, kalau tadi dua kali ke mess gara-gara disuruh Miss Diar ambil pisau sama piring," sahut ustadz Karim.


"Interupsi. Bukan menyuruh Pak Ustadz, tapi minta tolong diambilkan," sambar Diar memprotes.


"Sama saja," Ustadz Karim tidak mau kalah.


"Konotasinya beda, Pak Ustadz!" 


Ribut lagi. Hm, embuhlah. Sampai kapanpun tom and jerry tak akan akur kecuali kalau dinikahkan. Eh, tapi, memang ada kucing sama tikus nikah? Kawin silang dong, berarti. Hahaha.


"Ya sudah. Nanti Pak ustadz boleh makan buahnya." Daffa melerai.


"Tapi, Mas...." Diar hendak protes.


"Aku gak mungkin makan segitu banyak, Miss. Mubazir kalau gak habis. Apalagi pepayanya sudah dikupas semua. Gak enak kalau keanginan. Kecuali kalau pisang gak dikubas. Bisa dimakan nanti-nanti." Daffa menyela sebelum masalah tambah panjang. 


Diar cemberut. Bukannya tidak ikhlas pemberiannya dibagi-bagi, namun, Diar sudah jengkel duluan sama Ustadz Karim. tadi pagi Pak Ustadz banyak alasan saat diajak les bahasa Inggris. Katanya, kalau laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya berduaan. Yang satunya adalah syetan. Dan, itu tidak baik. Nanti dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. 


Lihat selengkapnya