Blurb
Sinopsis :
Nawang Wulan tiba-tiba ngebet pengin nikah karena sudah lelah hidup satu rumah dengan para keponakan-keponakannya yang jumlahnya melebihi anak kelinci. Selain itu, dia ngebet nikah karena sudah lelah untuk berusaha move on dari sang mantan.
Dengan beraninya, Nawang atau biasa disapa Nana itu meminta tolong pada sang Papa untuk mencarikannya calon suami. Tanpa disuruh pun, Papa sudah mau sekali.
Sampai akhirnya Papa menemukan sosok yang pas untuk dijadikan mantu. Yaitu Arsan Arsyad. Dia adalah duda anak satu dan seorang Guru BK di salah sebuah sekolah.
Ketika Nawang dan Arsan di pertemukan, Nawang terkejut setengah mati. Dia, si Arsan Arsyad yang katanya calon suaminya itu adalah guru BK di sekolahan SMA-Nya dulu. Sebenarnya bukan Guru BK Nawang, Arsan Arsyad Guru BK anak IPA, sedang Nawang adalah anak IPS.
Setelah tahu bahwa calonnya adalah Arsan Arsyad, Nawang sudah berniat akan membatalkan perjodohan itu. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Inginnya dia perjodohan ini batal, bubar dan selesai. Sayangnya sang Papa tidak merestui keinginan Nawang.
Akhirnya, mau tidak mau Nawang menikah dengan Arsan Arsyad. Demi pergi secepatnya dari rumah, karena sudah muak dengan amukan para ponakan. Serta berusaha mengobati luka hatinya yang lagi-lagi gagal move on dari Arman, si mantan.
Lalu, bagaimana kisah rumah tangga keduanya? Nawang yang slengean, tidak suka anak kecil. Di pertemukan dengan anaknya Arsan yang ternyata galaknya melebihi Bapaknya. Lantas, bagaimana dengan posisinya yang menjadi istri Arsan Arsyad si pria pendiam namun memiliki kegalakan tingkat tinggi. Sekali ngamuk, semua bisa gempar. Apalagi dia guru BK. Bisa dibayangkan bagaimana sifatnya. Yang pasti keras.
Akankah Nawang sanggup menghadapi satu-persatu permasalahan rumah tangga? Akankah Nawang sanggup menghadapi Ibu mertuanya yang dari awal tidak suka padanya?
Dan, akankah Nawang bisa sanggup melawan Hanna? Wanita yang notabene-Nya adalah adik ipar Arsan. Wanita yang selalu bisa membuat Alin tersenyum dan nurut.