MarriedZONE!

JUST HANA
Chapter #18

๐Ÿ’ Sang Pembolak-Balik Hati

Allah adalah dzat yang maha membolak-balikkan hati manusia. Ia yang menggenggam hati keturunan Adam diantara dua jemari Ar-rahman Yang Maha Pengasih. Dengan kehendak-Nya ia membolak-balikkan hati manusia.


ูŠูŽุง ู…ูู‚ูŽู„ู‘ูุจูŽ ุงู„ู’ู‚ูู„ููˆุจู ุซูŽุจู‘ูุชู’ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‰ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฏููŠู†ููƒูŽ

โ€œYa muqollibal qulub tsabbit qolbi โ€˜alaa diinikย (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).โ€

~MarriedZONE



Sepanjang perjalanan di lift Rega tak hentinya berbicara, memberi tahu semua rencana pertunjukkan yang akan membuat keduanya batal Khitbahan.

Sebenarnya Rose juga tidak setuju awal-awal denger strateginya, tapi logis juga sih caranya.

"Entar lo masuk dulu aja ke resto, gue mau pesen sama pelayan buat nyediain segelas minuman, baru nyusul." Instruksi Rega sekilas menatap gadis disebelahnya yang bersikap setengah acuh padanya. Rose mengangguk mengerti.

"Tapi inget isinya harus TEH, bukan WINE, apalagi WISHKI tau ga?!! kita kan cuma boongan doang, aku ga mau ikut nanggung dosamu minum barang haram, tau?!!"

Sewot Rose tanpa mau menatap secara langsung, matanya berusaha berkeliaran, kearah manapun dimana bayangan Rega-pun takkan terpantul disana.

Bagaimana Rose nggak mauย setuju, orang tadinya Rega mau beneran pesan wine biar bisa diminum didepan orang tua mereka. Tapi, setelah Rose mengetahuinya ia memaksa untuk merubah sedikit rencananya agar Rega mengganti isi gelas yang biasanya berisi wine itu dengan teh hitam yang diseduh sebentar agar warnanya menjadi lebih bening.

Rose masih waras, pengen menuju jannah-Nya, bukan ke jahannam-Nya. Udah tau ada orang mau berbuat munkar ya, dicegah jangan malah didukung demi kepentingan dunia saja.

TING

Lift berbunyi, saat pintu sudah terbuka otomatis, Rose sudah kembali menginjakkan kaki dilantai pertama gedung ini.

Seperti biasa Rose memilih berjalan lebih dulu, dari pada harus melihat punggung orang yang paling menyebalkan berjalan didepannya. Bersamaan keduanya memasuki area resto yang bertema klasik, sungguh indah Rose kira restonya sama seperti yang ia lihat sehari-hari.

Cahaya lilin menjadi penghias disetiap meja makan yang berbentuk bundar. Tak hanya itu, ditengahnya terdapat mawar merah ditempatkan pada vas kaca berukuran kecil.

"Wow," gumam Rose menatap tabjuk seluruh penjuru ruangan, ia memang baru pertama kali mengunjungi tempat semacam ini. Biasanya ia cuman ke cafe millenial, jadi terasa beda aja suasananya.

"Woy! " Rose berhenti dan berbalik. "Gue pesen dulu. Lo masuk aja, jangan sampe ada yang tahu rencananya! entar anggep aja kita baru ketemu di meja, oke?"

Rose mengangguk, lalu mereka berpisah sesuai rencana.

Rose sejenak mengedarkan pandangannya saat berada ditengah-tengah ruangan, ia agak sedikit kesulitan mencari keluarganya ditengah banyaknya pelanggan yang datang malam ini.

Senyum gadis itu terbit saat melihat seorang remaja laki-laki yang berdiri dan melambaikan tangan padanya, di salah satu meja yang menunjuk pada arah jarum jam satu. Dari jauh ia bisa melihat sepasang pasutri selain kedua orang tuanya duduk bersama, mereka sedang membelakanginya.

Sepertinya Rose tahu siapa mereka.

"Assalamu'alaikum cantik, kok baru dateng?" sapa Seol Ah. Rose yang baru saja sampai dimeja langsung mencium punggung tangan Seol Ah dan menangkupkan tangan pada Ali.

"Wa'alaikumsalam om, tante," Rose menjawab salam. Ia kemudian menempati menempati kursi empuk ditengah antara Sarah dan Seol Ah.

"Maaf tante, soalnya tadi ada barang yang ketinggalan dikamar, makanya balik lagi," Rose nyengir tak enak hati. Seol Ah terkekeh kecil melihat tingkah calon menantu idamannya.

"Sayang kamu tahu Rega nginep disini? kamu dilantai dua tiga kan?" sekilas wajah Rose nampak kebingungan. Kenapa Tante Seol Ah bisa tahu?

Mengerti gadis ini sedang bingung, Seol Ah melanjutkan ucapannya. "Tadi tante tahu dari mamahmu, Rega juga dilantai yang sama loh sama kamu, kamu tahu nggak sayang?"

Otak Rose tiba-tiba langsung mengingat instruksi Rega.

Lihat selengkapnya