[ I ]
Di kerajaan Larent terdapat cerita yang dipercaya turun temurun, ada sebuah kehidupan dibawah laut yang dihuni oleh makhluk setengah ikan yang disebut Siren. Namun, dari masa ke masa cerita itu semakin liar.
Banyak mitos-mitos buruk mulai muncul, tentang Siren yang memakan manusia, Siren mengambil jiwa yang sudah meninggal, apabila ada makhluk Siren di laut suatu kerajaan, kerajaan itu akan hancur dan banyak lagi cerita tentang makluk tersebut. Kemudian, Raja terdahulu yang begitu mempercayai mitos memerintahkan untuk memburu Siren hingga memberi bayaran yang cukup besar.
Pemburuan akhirnya dilakukan, dan benar saja makhluk Siren itu ditemukan dilaut kerajaan Larent. Para pemburu semakin bersemangat saat mengetahui mutiara keluar saat Siren menangis. Pemburuan itu makin menggila dan membuat Siren punah. Cerita tentang Siren kini hanya dongeng anak-anak yang selalu diceritakan dikerajaan Larent. Padahal sebenarnya ada beberapa Siren yang tersisa walau jumlahnya mungkin kurang dari 10.
Akhirnya sudah hampir 100 tahun dari masa pemburuan Siren, bawah laut kini mulai damai. Beberapa Siren lahir dan bangsa Siren kini kembali ramai. Namun, ada dendam dan peraturan tak tertulis diantara bangsa Siren, mereka harus membunuh manusia saat melihatnya.
Dibawah dasar laut, pantulan cahaya rembulan begitu terang. Seekor Siren betina berenang meliuk-liuk seakan menari dibawah pantulan itu.
“Ruxana!” suara pria menggema memanggil.
Siren yang menari itu bernama Ruxana. Matanya berwarna biru laut yang terang, rambutnya berwarna putih kebiruan, dan ekornya berwarna silver, ia terlihat sangat cantik. Ruxana berenang kepermukaan, melihat bulan dari atas permukaan laut.
“Ruxana, sudah ku katakan jangan menampakkan diri di atas permukaan laut.”
Pria yang memiliki ekor berwarna hitam itu menarik kembali tubuh Ruxana. Ruxana hanya tersenyum melihat pria itu menggerutu.
“Maaf, Yuvan.” Ucapnya sembari tersenyum.
“Nenekmu menyuruh segera kembali.”
Keduanya lalu berenang berdampingan. Gelombang laut lebih lambat dari biasanya, dan Ruxana baru menyadari, bulanpun lebih terang dari biasanya.
“Ada apa?” tanya Yuvan yang melihat wajah kebingungan Ruxana.
“Apa kau merasa airnya sangat tenang?”
“Dasar bocah, kau tak ingat? besok malam mutiara Alet akan kembali mengeluarkan kekuatannya setelah 100 tahun.”
“Oh benarkah? Aku lupa. Bocah apanya aku sudah 20 tahun.” Ruxana menampilkan wajah kesal membuat pipinya sedikit menggelumbung, membuat Yuvan tertawa gemas.
“Kau tetap bocah, usiamu 10 tahun dibawahku.”
“Iya iya.”
“Ingat kau jangan keluar rumah, kekuatan mutiara Alett hanya keluargamu yang bisa memakainya.”
“Iya aku ingat.” Jawabnya dengan nada kesal, tapi Yuvan tetap merasa gadis itu sangat menggemaskan.
Ruxana lalu mempercepat berenangnya meninggalkan Yuvan.
“Tunggu aku Ruxana.” Teriak Yuvan, ia mempercepat gerakannya untuk mengejar Ruxana.
Di kerajaan Siren layaknya dikehidupan manusia, ada keturunan yang mampu mengendalikan sihir. Narsh adalah penyihir bawah laut yang mampu mengendalikan benda-benda pusaka air, dan Ruxana adalah keturunan terakhir Narsh. Tapi walaupun Ruxana keturunan Narsh, ia masih belum mahir mengendalikan kekutannya.
Dan mutiara Alett merupakan pusaka kehidupan bagi bangsa Siren, kekuatannya akan meledak setiap 100 tahun sekali. Dan dengan adanya mutiara Alett para Siren bisa menghidupkan kembali Siren yang sudah meninggal, tapi dengan syarat hanya bangsa Siren yang dapat dihidupkan. Keistimewaan mutiara Alett akan hilang saat ada Siren yang menghidupkan makhluk lain.
Dihari ke 100 tersebut bangsa Siren berniat mengadakan ritual untuk menghidupkan masal Siren lain.
Sementara di daratan, di kerajaan Larent semua orang tengah mencari keberadaan Arloy Carson. Dirinya sudah dinyatakan menghilang selama 3 hari, Arloy Carson adalah anak kedua dari Raja Dazard Carson. Walaupun ia merupakan seorang pangeran, tapi rakyat dan bangsawan lebih menghormatinya daripada Eron Carson sang putra mahkota atau anak pertama Raja.
Selain kuat dia juga pemegang penuh kekuatan militer kerajaan, membuat putra mahkota selalu iri terhadap adiknya.