Marrige Contract With Siren

Weyyin
Chapter #2

Ekor Menjadi Kaki


Arloy dan Ruxana sudah berada didalam kereta kuda. Arloy membawa Ruxana bersamanya untuk berterima kasih karena telah menyelamatkannya. Saat ditanya dari keluarga mana, Ruxana tetap diam. Gadis itu terlihat kebingungan, bahkan saat didalam kereta kudapun Ruxana masih menatap kedua kakinya yang tak memakai sepatu dengan ekspresi bingung.

Arloy yang duduk didepannya, mengamati gadis itu. Ia ingat betul bahwa para pria itu menusuknya sebelum Arloy dilempar ke laut. Ia masih curiga dengan gadis yang memiliki kulit yang amat pucat didepannya itu.

“Siapa namamu?” tanya Arloy.

Ruxana lalu menatap Arloy, karena gadis itu sedari tadi terus menunduk Arloy belum begitu jelas melihat wajah Ruxana. Tapi, saat Ruxana menengadah hal pertama yang terlintas dipikirannya ialah gadis didepannya bukan hanya sangat cantik, ia terlihat begitu indah. Mata biru muda itu seperti memantulkan cahaya.

“Ruxana.” Jawabnya singkat.

Biasanya saat keluarga bangsawan memperkenalkan diri, mereka pasti menyebutkan mereka dari keluarga mana. Tapi tidak dengan Ruxana, dengan begitu Arloy menyimpulkan bahwa gadis itu hanya rakyat biasa.

“Dimana ini?” tanya Ruxana kebingungan.

“Larent.”

Mendengar itu Ruxana menjadi lebih waspada, ia ingat betul Neneknya pernah bercerita tentang orang-orang dari kerajaan Larent yang membantai Siren, Ruxana harus menyembunyikan bahwa dia merupakan seorang siren agar bisa tetap hidup.

“Kenapa kau terlihat kaget, apa kau bukan dari Larent?”

Ruxana hanya mengangguk mengiyakan. Dan Arloy hanya bertanya sebatas itu, lagipula dia akan mencari tahu sendiri siapa gadis didepannya ini.  Setelah perjalan panjang kereta kudapun berhenti di kediaman Arloy. Walaupun ia merupakan seorang pangeran, Arloy tidak tinggal di Kerajaan Larent, tapi dia punya daerah sendiri dibagian utara kerajaan.

Arloy turun terlebih dulu dari kereta kuda, ia menunggu Ruxana turun tapi gadis itu tak kunjung keluar juga.

“Keluarlah.”

Tak ada jawaban dari Ruxana. Sementara didalam kereta kuda Ruxana masih berusaha berdiri, entah kenapa kakinya terasa sulit digerakan dan ada sensasi yang belum pernah ia rasakan saat memiliki ekor. Padahal manusia biasa merasakannya, Ruxana mengalami kesemutan.

“Tunggu sebentar, bagian tubuh bawahku tak bisa digerakkan.” Jawab Ruxana. Ia belum tahu bagian tubuh itu namanya kaki.

Arloy dan beberapa pelayan mengernyitkan dahi, mereka terlihat bingung. Bagian tubuh bawah? Arloy lalu mengintip kedalam kereta kuda, Ruxana terlihat duduk dibawah, ia lalu tersenyum saat melihat Arloy.

“Bantu aku.” Ruxana mengulurkan tangannya.

Karena tak mau berlama-lama Arloy lalu membawa tubuh Ruxana, ia mengangkat tubuh ramping itu untuk masuk. Beberapa pelayan mengikut dengan ekspresi kaget, karena ini pertama kali mereka melihat tuannya membopong seorang wanita. Ruxana mengalungkan tangannya di leher Arloy. Tangannya melambai-lambai menyapa para pelayan yang berdiri menyambut mereka.

Saat memasuki kediaman, seorang pria berdiri menunggunya. Ia juga terlihat kaget saat melihat tuannya membawa seorang gadis. Orang itu merupakan orang kepercayaan dan kaki tangan Arloy, ia terlihat senang tuannya kembali dalam keadaan selamat.

“Pangeran, apa yang terjadi?” tanya pria itu.

“Nanti aku jelaskan Cadern. Pelayan siapkan kamar.”

Arloy lalu mengikuti pelayan yang menuntunnya kekamar tamu dikediaman Pangeran. Berita pun dengan cepat menyebar, tentang Pangeran Arloy yang membawa gadis ke kediamannya.

Pelayan itu membuka pintu kamar tamu yang paling dekat dengan kamar Arloy. Arloy lalu menurunkan tubuh Ruxana di atas tempat tidur. Saat Arloy berniat pergi tangan Ruxana menggenggam pergelangan tangannya.

“Aku ingin melihat dadamu.” Ucap Ruxana.

Pelayan yang mendengar itu amat kaget, bagaimana mungkin ada orang yang sangat kurang ajar kepada Pangeran. Seolah menyadari reaksi para pelayan, Arloy menyuruh para pelayan untuk meninggalkan mereka berdua.

“Kenapa aku harus melakukan itu?” tanya Arloy, ia menatap Ruxana dengan tatapan mencurigakan.

“Buka saja.”

Lihat selengkapnya