Kami sangat yakin, pilihan menikah di usia muda sangat tidak populer.Ahmad Sholahuddin An-Nabhani,sebagai mempelai pria, baru 20 tahun; sementara Nabila Jauda, sebagai mempelai perempuan, lebih muda lagi, 18 tahun. Namun, kami yakin bahwa pilihan kami tepat dan tidak keliru. Dan tentu saja, kami punya alasan dan pertimbangan mengapa pilihan ini kami ambil.
Pilihan ini ibarat seorang anak muda yang lebih memilih menjadi pengusaha saat kebanyakan orang ingin menjadi PNS atau berkarier di perusahaan ternama. Banyak orangtua yang khawatir dengan pilihan anaknya. Namun, betapa banyak anak muda yang mampu membuktikan bahwa pilihannya tidak salah. Kami sering berinteraksi dengan pengusaha muda yang sukses dan senang berderma dalam jumlah yang sangat besar.
Hidup adalah pilihan dan kami memilih menikah lebih awal dibandingkan dengan rata-rata kebanyakan orang. Berbagai persiapan kami lakukan sebaik-baiknya. Mohon doa agar kami bisa menjalani bahtera rumah tangga ini dengan selamat dan yang lebih penting lagi, kami bisa melahirkan generasi yang mampu membangun negeri ini ke arah yang lebih bermartabat.
Untuk memberikan gambaran hal-hal yang mendasari keputusan kami, kami menuliskan buku ini bersama-sama. Harapan kami, buku ini menambah cara pandang tentang pernikahan. Tanpa bermaksud menggurui, kami berharap buku ini menambah khazanah pemikiran baru yang bisa menjadi solusi lahirnya generasi best of the best di era modern ini.
Doakan kami yang telah mengambil keputusan kurang populer ini. Bila keputusan ini berbuah kebaikan, kami berharap ini menjadi pahala tiada henti bagi kami. Dan bila pandangan kami keliru, semoga Allah Swt. segera meluruskan kami.