⭐⭐⭐
Venus berjalan dengan semangat memasuki area sekolahnya. Setelah libur kenaikan kelas selama sebulan akhirnya ia dapat bersekolah lagi.
Venus menyapa satpam sekolahnya dengan senyuman yang mengembang di bibirnya. "Pagi Pak Kumis," sapa Venus. Sebenarnya nama satpam itu Tarto, Venus memanggilnya Pak Kumis karena satpam sekolahnya itu memiliki kumis yang cukup lebat.
"Pagi Neng Venus," balas satpam itu tersenyum.
Venus menyapa teman-temannya yang ada di koridor. "Pagi temen-temen," teriak Venus di koridor.
Teman-teman Venus hanya melongos malas tapi ada juga yang tersenyum melihat tingkah Venus. Venus memang selalu menyapa orang-orang yang ada di sekitarnya bahkan orang yang tidak ia kenal pun disapa olehnya.
"Pagi-pagi udah mulai gila aja lo Ve," sahut seseorang dari arah belakang Venus.
Venus langsung membalikan badannya ke belakang. "Angkasa!" sapa Venus dengan intonasi suara yang meninggi. Angkasa refleks menutup telinganya.
Venus mendekati Angkasa lalu merangkul lengannya. "Sa. Jujur aja, lo pasti kangen kan sama gue," ujar Venus percaya diri.
Angkasa memutar bola matanya malas. Ia tidak merasa aneh dengan sifat Venus yang seperti ini, ia sudah mengenal Venus dari kecil. Mereka teman dekat dari kecil, dulu rumah Angkasa dan Venus bersebelahan tapi karena pekerjaan Ayahnya Angkasa, Angkasa jadi pindah rumah yang lumayan jauh dengan Venus.
"Temen-temen sekelas juga pasti kangen banget sama gue," ucapnya pede.
Angkasa menoyor kepala Venus pelan. "Tingkat kepedean lo tuh dikurangin napa, geer banget dah jadi orang," kesal Angkasa.
Mata Venus berbinar saat melihat Mars kakak kelasnya berjalan ke arah berlawanan dengannya. Venus melepaskan rangkulan tangannya dari lengan Angkasa lalu ia mendekati Mars. "Pagi Ka Mars," sapa Venus.