⭐⭐⭐
Venus merasa jengah mendengarkan guru fisika yang sedang menjelaskan suatu materi yang tidak ia mengerti sama sekali. Venus berdiri dari duduknya. "Pak, Bapak tuh kalau ngejelasin materi yang bener dong saya gak ngerti nih Pak!" keluh Venus dengan suara toanya.
Semua mata langsung tertuju pada Venus termasuk Dadang yang merupakan guru fisika itu. "Tadi kamu bilang apa Venus?" tanya Dadang dengan tatapan tajamnya.
"Ve, jangan mulai gila deh," lirih Angkasa.
"Kata Venus Bapak ganteng banget hari ini," sahut Pelangi.
Venus melirik Pelangi lalu mengerutkan keningnya. Kapan ia ngomong kaya gitu?
Venus menghembuskan napas pelan lalu menatap Dadang. "Bapak tuh ngejelasin materinya gak jelas, terlalu berbelit-belit jadinya saya gak ngerti. Yang bener dong Pak ngejelasinnya biar saya gampang ngerti gitu," ungkap Venus jujur.
Dadang menatap Venus tajam. Apa-apaan ini muridnya berani sekali mengkritiknya?
"Venuselia, sekarang juga kamu keluar dari kelas ini! Saya gak suka punya murid yang gak punya sopan santun kaya kamu!" sentak Dadang yang merasa kesal dengan ucapan Venus tadi.
Semua orang yang ada di kelas mendadak diam. Mereka terus memperhatikan gerak-gerik Venus. Mereka menebak-nebak apa yang akan dilakukan Venus selanjutnya.
Angkasa berdiri lalu menarik tangan Venus keluar dari kelas. "Kamu mau kemana Angkasa?!" tanya Dadang.
Angkasa menghiraukan pertanyaan dari Dadang, ia tetap melangkah bersama Venus. Angkasa menjauhkan tangannya dari pergelangan tangan Venus saat mereka sudah ada di koridor.
"Gue salah apa coba sampe diusir gitu!" kesal Venus.
Angkasa melirik Venus jengah. "Orang gila mana yang ngomong kaya gitu ke gurunya," sinis Angkasa.
"Gue kan cuma nyampein unek-unek gue aja. Dianya aja yang baperan," kesal Venus.
Angkasa menoyor kepala Venus sampai Venus mengaduh kesakitan. "Jangan kenceng-kenceng ngomongnya bego, kalau Pak Dadang denger habis kita," peringat Angkasa.
"Gue ngantuk Sa," ujar Venus.