MARS MATTHEW

gleysia gladys
Chapter #1

BAB 1

Tiga orang berseragam putih abu dengan pin kecil silver bertuliskan nama mereka, Mars, Bob, Atta, melangkah memasuki halaman sekolah usai memarkirkan motornya di area parkir sekolah.

Mars berada di tengah-tengah Bob dan Atta. penampilannya begitu paling menarik dibanding Bob dan Atta. kedatangan mereka selalu membuat murid murid SMA Galaksi heboh.

bagaimana tidak, Mars adalah cowok paling disegani di sekolah itu. siapa yang tidak mengenal nya? satu satunya lelaki yang paling brandal di sekolah tersebut. sekolah yang tidak semestinya di injak oleh kaki Mars. sekolah favorit yang terkenal akan kedisplinan muridnya.

Mars dengan jaket hitam nya berjalan gagah menuju Bunem. salah satu nama kantin berbentuk warung yang terletak di pojok kantin. tempat nongkrong mereka. sementara Bob dan Atta menyengir lebar. sibuk tebar tebar pesona, walaupun pesona mereka tidak bisa mengalahkan seorang Mars matthew alexandar. cowok terkeren dan tertampan di SMA galaksi.

Warung Bunem selalu sepi karena tidak ada yang berani berdekat dekat dengan ketiga cowok tersebut. semua orang tahu bahwa tempat itu sering di datangi Mars dan dua kacungnya.

"Pagi bu nem ku!" sapa Bob sambil meraih sebungkus kacang polong dari atas meja bunem. lelaki itu melempar kacang ke atas lalu memasukkan nya ke dalam mulut. seperti memasukkan bola basket ke dalam ring.

"Bu, mie rebus satu ya" pinta Atta melepas jaket hitam yang kembaran bersama Mars dan Bob. ketiga orang itu memang membuat sebuah geng bernama ROGER. sebenarnya lebih seperti nama persahabatan mereka, meskipun mereka hanya bertiga, mereka tidak peduli karena merasa bahwa bertiga saja sudah cukup di tambah kepopulerannya yang sudah menyebar kemana mana. terutama ke anak anak SMA Bintang. sekolah tetangganya—saking banyak nya yang membicarakan mereka.

"Mie terus lo elah, inget, jaga perut lo" kata Mars menyandarkan tubuhnya di tembok kayu bunem. meskipun mereka brandal dan nakal, mereka masih mempunyai sisi baik dan perhatian kepada temannya, bentuk solidaritas

. Atta cengengesan, hampir setiap hari dia menyantap makanan kesukaan nya itu. kalo kata Atta sih, mumat! makanan murah dan nikmat.

"Mumatttt!"

Mars menggeleng gelengkan kepalanya. matanya bergilir, memandang keadaan sekolah yang sudah mulai ramai. matanya mencari-cari bahan mainan. kemudian matanya menangkap salah satu seseorang berkacamata yang sedang membenarkan tali sepatunya sendirian.

Mars berdiri. "mana tas kalian" pintanya yang langsung di hadiahi dua tas dari tangan Bob dan Atta. kedua lelaki itu tahu apa yang akan di lakukan Mars. "Awas lo salah sasaran lagi" peringat Atta mengingat kejadian kemarin ketika Mars asik menjaili salah satu adik kelas galaksi yang ternyata merupakan anak dari guru Bk. alhasil, Mars dihukum lari keliling lapangan sebanyak 15 kali.

"Ck, bodoamat gue" Mars berjalan dengan kedua tangannya memegang tas Bob dan Atta. matanya tidak lepas menatap lelaki tersebut yang baru selesai mengikat tali sepatunya.

"Heh" panggil Mars dingin. dia berdiri tepat di depan lelaki itu. dia menatap Mars kemudian mulutnya menganga. kaget melihat siapa yang sedang berada di depannya. dia membenarkan posisi kacamatnya, "Em ..., a-ada apa kak?" tanya lelaki tersebut merasa takut.

senyum Mars terangkat sebelah. paling senang ketika melihat seseorang takut padanya. "Bisa minta tolong?" Mars membaca name tag yang terpasang di seragam lelaki tersebut.

Azka ravendra.

"Minta tolong apa?" tanya Azka. suaranya terdengar pelan. kini dia merasa, ditempat ini begitu sunyi. merasa bahwa kini di dunianya hanya ada sosok lelaki mengerikan di hadapannya. dia mengingat kejadian teman-temannya yang pernah kena bully dari Mars. dia bergidik.

"Lo kenapa? takut sama gue? gue cuma mau nyuru lo, simpen tas gue ke kelas gue. lo tahu kelasnya?" tanpa menunggu jawaban Azka, Mars menyodorkan ketiga tas tepat mengenai tubuh lekaki tersebut. mau tidak mau, dia harus mengantarkan tas tersebut, kalau tidak mau berurusan dengan Mars.

Azka mengambil ketiga tas tersebut. "t-tapi ...," Azka membayangkan suasana horror kelas XII ips 5 yang di penuhi oleh orang orang menyeramkan semua. kelas XII ips 5 memang terkenal dengan penghuninya yang galak galak minta ampun. tidak nakal atau brandal, namun selalu menindas adik kelas.

Mars mendecak. "Jadi lo gamau?"

"mending lo anterin ini tas ke kelas gue, atau gue jadiin badan lo kaya geprek ayam sekarang juga, mau?" tawar Mars dengan matanya menyorot tegas kepada Azka, membuat lelaki itu menduduk.

"HEH! LO NGAPAIN?!"

Seorang wanita tinggi dengan jas biru laut, jas nya osis SMA galaksi, menghampiri keduanya. Kepala Mars berbelok. menangkap sesosok wanita dengan rambut di kuncir kuda. sontak membuatnya mengernyit heran. menatap gadis tersebut dengan pertanyaan lo siapa?

"Gue tanya, lo APAIN ADIK GUE?!" kata perempuan itu lagi, berseru di akhir kalimatnya. memperjelas perkataannya.

"Oh jadi ini adik lo? emang kenapa? gue sama dia gak ada urusan sama lo, mending lo pergi dari sini" Mars memicingkan matanya, berusaha membaca name tag gadis tersebut.

Andine laksa neptune.

"Oh jelas gue ada urusan sama lo. apapun yang bersangkutan dengan ade gue, berurusan juga sama gue!, Azka!, lo di apain sama ini orang?"

Mars tertawa tidak percaya. gadis yang bernama Andine itu adalah cewek pertama dalam sejarah hidupnya yang berani berbicara lancang seperti itu padanya. Mars menepuk nepuk tangannya. "Gue suka gaya lo"

"Gausah banyak bacot lo. kamu ngapain bawa-bawa tas orang lain? buang buang! terus ke kelas" perintah Andine tegas dan galak. suaranya persis sekali seperti seorang kakak kepada adiknya.

Mars kemudian beralih menatap Azka. tatapannya sangat tajam. mengisyaratkan agar lelaki itu tetap menjalankan perintahnya.

  "eng ..., gausah kak. Azka gpp kok, cuma disuruh simpenin tas kak Mars di kelasnya" Azka membalikkan badan, bersiap untuk pergi namun tangan Andine memegang keras bahu Azka. menyuruhnya untuk tidak pergi.

"Lo gak punya tangan? selagi masih punya tangan, bawa sendiri dong! make nyuruh nyuruh anak orang aja. gatau malu banget lo! emang gapunya malu sih setahu gue" Andine menatap Mars tidak suka.

gadis itu sudah mengenal Mars sejak kelas 10. namun, melihat adiknya di perlakukan seperti itu dia tidak terima, sebenarnya apa yang di lakukannya sudah di luar batas kemampuan keberaniannya. namum dia lakukan demi adiknya.

"Gue males ke kelas. gue mau mabal" Mars berkata jujur dan tenang. bola matanya bergerak menatap sekeliling. orang orang mulai sibuk memperhatikannya. kepo dengan apa yang terjadi. Andine terkejut mendengar Mars yang terang terangan itu.

"Gue gak sudi ya. sekarang, lo minta maap sama ade gue!" Andine menggigit bibirnya geregetan.

"Cih, gue? seorang Mars matthew minta maaf sama cowok culun kaya dia? Ogah! apa susahnya sih simpe—"

PLAK!

Satu pukulan keras mendarat di tangan Mars. membuat lelaki tersebut langsung melotot dan memegang tangannya yang terasa panas. pukulannya sangat keras. Andine masih menahan kesabarannya untuk tidak menampar pipi lelaki tersebut gadis itu juga masih sadar sedang berada dimana, sekarang di kesal setengah mati.

"AZKA! LEMPAR TAS ITU DAN PERGI DARI SINI!!" teriakan cempreng Andine menggelegar. Azka sudah takut melihat amarah kakaknya itu, dia melempar ketiga tas itu asal lalu berlari meninggalkan keduanya.

Lihat selengkapnya