“Apakah kamu ingat… sesuatu yang aneh dari mimpi itu, Senjani?”
Pertanyaan itu dilontarkan oleh seorang perempuan berambut pendek dengan nada tenang, netral. Ia mengenakan pakaian semi-formal, namun yang membedakannya dari suster atau dokter lainnya adalah perangkat kecil seperti kamera yang tersemat di pelipis kirinya. Ia memperkenalkan diri sebagai Dr. Adira Lakshmi, ahli neurosains kognitif dan peneliti utama program Neuro-Immersive Memory Looping (NIML)—teknologi yang, secara tidak langsung, telah memperpanjang hidup Senjani selama koma.
Senjani memandangnya dengan tatapan tanya. Ia masih dalam masa pemulihan; tubuhnya lelah, pikirannya mengambang antara realita dan sisa dunia lain yang masih terasa seperti rumah.
“Tidak ada yang aneh,” jawabnya akhirnya. “Semuanya terasa… sempurna.”
Dr. Adira tersenyum tipis. Ia menatap layar tablet di tangannya, lalu menunjukkannya ke arah Satria. Grafik sinyal otak muncul di sana, beberapa zona disorot: hipokampus, korteks orbitofrontal, dan bagian dalam dari lobus temporal kiri.
“Saat kami pertama kali aktifkan sistem NIML,” jelasnya, “kami hanya punya satu prinsip: jangan paksa narasi. Biarkan otaknya yang memilih.”
Satria menyimak, duduk di sisi ranjang sambil memegang tangan Senjani. Sejak ia sadar, Senjani belum benar-benar bicara banyak tentang mimpinya. Tapi ia tahu ada yang masih tertinggal di sana—sebuah beban yang belum selesai.
“AI kami hanya memindai,” lanjut Adira, “lalu menyalakan ulang fragmen ingatan yang paling kuat. Kami mengamati pola memori dominan—dan di luar dugaan, sebagian besar bukan tentang kehidupanmu sekarang, Senjani, tapi tentang masa lalumu. Tentang seseorang bernama Sejiwa.”
Suasana ruangan mendadak berubah sunyi.
Senjani terdiam. Napasnya sedikit memburu. Tangannya perlahan terlepas dari genggaman Satria.
“Kami tidak bisa menebak bagaimana sistemmu akan menafsirkan memori itu. Tapi kami melihat reaksi saraf yang sangat aktif. Kamu tidak hanya mengingat. Kamu membangun ulang,” kata Adira dengan tenang. “Kamu tidak hanya bermimpi. Kamu tinggal di sana.”