Marvin untuk Nara

Larasatiameera
Chapter #5

5. Pertemuan yang Tak Direncanakan

Laki-laki itu menurunkan tangannya yang menutupi lukanya, dan Nara semakin melebarkan matanya karena melihat darah. Darah di kening laki-laki itu akibat tendangan batu nyasar dari Nara. Melihat reaksi Nara yang berlebihan itu, laki-laki itu bingung dan menunduk melihat ada bercak darah di tangannya. Sebelumnya dia tidak pernah berpikir kalau kepalanya akan berdarah, karena yang dia tahu rasanya sakit saat benda padat itu melayang mengenai kepalanya.

Nara semakin ketakutan. "Hah? Aduh berdarah? Aduh gimana, nih?" Dia kebingungan sendiri dan mengobrak-abrik isi tasnya mencari-cari tisu atau sapu tangan. Padahal dia sendiri tidak yakin apa barang-barang itu ada di tasnya atau tidak.

Laki-laki itu hanya memandangi Nara yang kebingungan sendiri. Kepalanya sakit.

"Ya ampun, maafin aku ya? Aku nggak sengaja. Aku nggak tahu kalo bakal kena orang. Ah, ini dia tisunya." Nara bahagia menemukan sebungkus tisu dari dalam tasnya.

"Maaf?" Suara laki-laki itu terdengar sinis.

"Iya, aku minta maaf. Tadi aku yang nendang batu ini." Dengan penuh rasa bersalah Nara menjelaskannya ke laki-laki itu. Dia mengambil sehelai tisu untuk dia gunakan membersihkan darah di kepala si korban. "Eh?" Nara kaget setengah mati. Saat dia hampir berhasil menyentuh luka itu, laki-laki tersebut dengan kasarnya mendorong Nara sampai dia terjatuh.

"Jadi lo yang ngelempar kepala gue pake batu?!" seru laki-laki itu dengan galaknya sambil berdiri. Tidak peduli dengan kepalanya yang berdarah.

Nara memegangi pantatnya yang sakit karena membentur aspal jalanan yang keras. Dia yakin sepertinya laki-laki mendorongnya dengan seluruh tenaga yang dimilikinya. Nara cuma bisa mencondongkan kepalanya, menatap seorang laki-laki tampan yang berdiri tepat di depan matanya dengan kening berdarah. Susah payah Nara berusaha bangkit dan menyejajarkan tinggi badan mereka, meskipun Nara masih kalah tinggi darinya.

"Aku nggak sengaja, kok. Beneran. Makanya aku minta maaf sama kamu."

"Maaf lo bilang?" Laki-laki itu tertawa sinis. "Emang lo pikir nggak sakit apa, dilempar pake batu?"

"Ya makanya aku mau minta maaf sama kamu." Dengan melawan semua rasa takutnya menghadapi sikap kasar laki-laki itu, Nara tetap bersikeras untuk minta maaf. "Aku bener-bener nggak sengaja."

Lihat selengkapnya