Marvin untuk Nara

Larasatiameera
Chapter #14

14. Cewek Pantang Menyerah

Marvin yang masih mengenakan seragam sekolahnya, merebahkan tubuhnya di atas ranjang super empuknya memandangi langit-langit kamarnya yang berwarna putih bersih. Dia lelah sekali hari ini. Hari paling melelahkan dan paling menyebalkan yang pernah dia alami sejak dia bersekolah di SMA Mahardika. Bagaimana tidak, ketenangannya tiba-tiba terusik sejak peristiwa 'batu nyasar' yang menimpanya beberapa hari yang lalu. Dan kemudian mendadak seorang gadis yang entah kelewat baik, kelewat polos, atau justru bodoh, masuk ke dalam kehidupannya, melakukan segala cara hanya untuk mendapatkan maaf darinya. Gadis itu tidak pernah menyerah meskipun dia sudah berkali-kali memarahinya.

Jujur saja, hal ini baru pertama kali dia alami, karena sebelumnya tidak ada seseorang yang senekat itu cuma mau minta maaf padanya. Palingan sekali atau dua kali minta maaf, orang itu akan melupakannya dan menyerah sebelum Marvin memberikan maafnya. Permintaan maaf yang hanya sebagai syarat karena telah melakukan sesuatu dan setelah itu semuanya selesai tanpa mendapatkan maaf dari yang bersangkutan. Mereka tidak akan peduli Marvin mau memaafkannya atau tidak, yang penting sudah melakukan syarat itu. Tapi Nara? Nara berbeda dengan mereka semua.

Gue nggak pernah nyangka bakal ada cewek kayak gitu, yang bakal ngelakuin segala cara cuma buat minta maaf? Gue nggak pernah mikir buat maafin dia dan nggak mau kenal sama dia. Tapi kenapa tuh cewek pantang menyerah banget?

TOK TOK TOK!

Suara ketukan pintu kamar mengagetkan lamunan Marvin. Dia kesal di saat dia ingin sendiri kenapa selalu ada yang mengganggu ketenangannya?

"Masuk," sahut Marvin setengah hati.

Billy masuk ke kamar Marvin setelah mendapat izin dari si empunya kamar.

Marvin menoleh dan semakin bad mood melihat Billy di kamarnya. "Mau ngapain lo? Nggak lihat gue lagi capek?"

"..."

"Kayaknya gue tahu apa yang bikin lo ngedatengin kamar gue." Marvin meradang dengan posisi tubuh masih terlentang di atas kasur.

Kelihatannya Billy tidak perlu menyembunyikan apa-apa lagi karena Marvin sudah tahu. "Sekali lagi gue minta, lebih baik lo maafin Nara. Maafin dia, setelah itu urusan kalian selesai. Dan lo nggak perlu lagi terganggu dengan segala usaha Nara buat ngedapetin maaf lo."

"Udah gue bilang kalo lo suka sama cewek, nggak usah ngelibatin gue," kata Marvin dengan cueknya. "Lo suka sama cewek itu, kan?"

Dugaan Marvin tepat. Sikapnya Billy yang sangat care terhadap Nara itu sudah berhasil ditebak oleh Marvin. Marvin sudah tahu kalau Billy menyukai Nara, maka dari itu Billy bersikeras membantu Nara. Sebenarnya, apa yang dilakukan Billy hari ini juga karena dia takut Marvin dan Nara menjadi semakin dekat karena masalah di antara mereka yang masih belum selesai. Nara tidak akan berhenti berbuat sesuatu sebelum Marvin memaafkannya.

Marvin memalingkan wajahnya dari tempat Billy berada. "Gue mau istirahat. Lo bisa kan, keluar sekarang?"

"Vin, gue serius." Billy masih mau berusaha lebih keras lagi untuk membujuk Marvin. Dia tidak mau ketakutannya menjadi kenyataan dan menyesalinya di kemudian hari. Billy tidak mau kehilangan Nara. "Please. Lo maafin Nara. Lo nggak bisa berbuat seenaknya kayak gini sama orang, Vin. Kalo gue pikir-pikir juga kesalahan yang dilakuin Nara itu nggak seberapa, kok. Oke, mungkin dia udah bikin kepala lo luka. Tapi paling nggak, lo sekarang udah baik-baik aja, kan? Lo nggak ngalamin luka yang serius. Lo boleh nggak mau maafin siapapun selama hidup lo, tapi buat kali ini gue mohon banget sama lo buat maafin Nara."

"..."

"Apa susahnya sih, lo cuma bilang 'aku maafin kamu' gitu aja? Kasihan dia."

Lihat selengkapnya