Marvin untuk Nara

Larasatiameera
Chapter #28

28. Syarat dari Mama

Suasana Pantai Mutiara yang tadinya sepi-sepi saja dan hanya terdengar suara ombak dan hembusan angin, sekarang sudah sedikit berbeda. Selain dua suara itu, ada suara lain yang ikut melengkapi sore hari yang mendung ini. Suara gelak tawa dua anak manusia yang dipenuhi kebahagiaan. Sebuah kebahagiaan dari suatu hubungan yang baru saja dimulai. Deburan ombak serta hembusan angin seolah ikut merasakan kebahagiaan mereka dengan terus ara menemani mereka di pantai itu.

"Ayo, Marvin! Cepetan!" terdengar suara Nara yang sedang tertawa bahagia dengan dilatarbelakangi suara ombak laut yang datang dari kejauhan.

Marvin dan Nara sedang bermain pasir pantai. Mereka berdua bekerjasama membangun sebuah istana dari pasir, menyelesaikannya secepat mungkin sebelum ombak datang menghancurkan karya mereka itu.

"Ombak datang! Ombak datang!" Nara memperingatkan tanda bahaya, lalu menarik lengan Marvin mengajaknya berlari menjauh dari ombak yang datang.

Ombak benar-benar datang dan menyapu bersih gundukan pasir pantai yang dibuat Marvin dan Nara, menyamaratakan pasir itu dengan pasir pantai lainnya yang tersiram air laut.

Selang beberapa detik kemudian, Marvin dan Nara kembali mendekat ke air laut dan memuat istana pasir lagi. Mereka bekerjasama lagi membuat gundukan pasir berbentuk rumah atau semacamnya sambil menunggu ombak berikutnya datang.

Benar saja, sebelum istana pasir mereka berhasil dibuat dengan sempurna, ombak kembali datang. Marvin yang lebih dulu melihat ombak datang, dia lari duluan meninggalkan Nara yang masih sibuk mencakar-cakar pasir untuk menyelesaikan karyanya.

"Marvin!" Nara berteriak kesal saat menyadari Marvin meninggalkannya begitu saja saat ombak datang. Dia berlari menyusul. "Tunggu, Marvin!"

Ombak pantai menyapu bersih istana pasir mereka.

Marvin tertawa melihat Nara yang panik karena ditinggal olehnya, apalagi saat melihat ombak datang. Kelihatannya memang Nara takut menghadapi ombak sendirian.

"Marvin, kamu rese deh!" Nara marah dan memukul-mukul Marvin yang terus berlari. "Masa aku ditinggalin sendirian, sih? Kalo aku hanyut terbawa ombak gimana, coba?"

"Kenapa? Takut sama ombak?"

"Ya iyalah takut. Kamu nggak ada tanggung jawabnya banget sama cewek?"

Marvin jadi punya ide untuk menggoda Nara. Dia sengaja berlari ke arah air laut yang berombak dan memancing Nara mengejarnya. "Masa sih, nggak ada tanggung jawabnya?"

"Marvin, tunggu!" Seaakan melupakan ketakutannya terhadap ombak besar, Nara berlari mengejar Marvin.

Mereka berdua berlari-lari kejar-kejaran di pantai dan berbasah-basah ria. Nara selalu memanfaatkan kesempatan untuk memukul bagian manapun tubuh Marvin ketika dia berhasil mengejar laki-laki itu. Namun berapa kalipun Nara berhasil menangkap Marvin, Marvin tetap bisa meloloskan dirinya dan kembali berlari. Nara kembali mengejar tanpa peduli dengan seluruh tubuhnya yang sudah basah kuyup dan kotor karena pasir pantai.

Kemudian ombak besar datang. Nara ketakutan dan panik banget untuk cepat melarikan diri dari terjangan ombak mengerikan itu.

"Marvin, takut!" Nara sebisa mungkin meraih tubuh Marvin untuk berlindung dari ombak pantai yang semakin dekat semakin menakutkan.

Berbeda dengan tadi, sekarang Marvin tidak berlari lagi meninggalkan Nara melainkan memegang kedua tangan Nara dan menariknya ke dalam pelukannya. Melindungi gadis itu dari kejaran ombak yang membuatkan ketakutan.

Lihat selengkapnya