Ayam jantan berkokok. Menyambut matahari pagi yang tersenyum ceria di ufuk timur, sinarnya menghangatkan kulit. Hari ini benar-benar cerah. Ditambah lagi hari Minggu. Banyak anak-anak berlari-larian di jalanan pedesaan sambil membawa mainan. Mereka tertawa-tertawa gembira.
Perkebunan teh tetap ramai. Meskipun hari Minggu para pemetik teh tetap nggak meliburkan diri. Karena sebagian besar mereka bermata pencaharian sebagai petani dan pekebun yang tidak mengenal adanya hari Minggu.
"Waaaahhh ... seger banget udaranya," seru Nara dengan senyum cerianya, merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Menghirup udara segar pegunungan. Saat ini dia berdiri di atas sepeda yang dikayuh oleh Marvin yang memakai topi berwarna hijau dengan posisi terbalik ke belakang kepala.
Mereka sengaja jalan-jalan di pagi hari karena di tempat itu udaranya sangat segar dan mereka bisa puas menghirup udara pegunungan. Marvin mengayuh sepedanya dengan membawa gitar di punggungnya. Membiarkan Nara dengan berdiri di belakangnya menyeloteh sesuka hati.
"Halo! Apa kabar?" Sepanjang jalan di antara perkebunan teh yang terhampar luas, Nara menyapa dan melambaikan tangan pada siapapun yang ditemuinya dengan memamerkan senyum ramahnya. "Hai, semuanya! Saya datang dari Jakarta. Salam kenal!"
Beberapa orang lewat yang disapa Nara pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya membalas sapaan Nara. Mereka senang disapa oleh Nara.
"Hai, semuanya! Hai!" Nara semakin semangat menyapa orang-orang dan melambaikan tangannya.
Marvin hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat Nara yang menyapa semua orang. Nara memang gadis yang ceria dan penuh senyum.
"Eh, Marvin, Marvin." Nara menepuk-nepuk pundak Marvin. "Kita berhenti dulu, ya."
Marvin berhenti mengayuh dan menggunakan sebelah kakinya untuk menyangga sepedanya. "Ada apa, sih?"
Nara turun dari sepeda. "Vin, kita jalan-jalan ke sana, yuk. Bagus banget pemandangannya." Nara menunjuk ke suatu arah.
"Oke."
"Ayo." Nara menarik tangan Marvin.
"Bentar. Minggirin sepeda dulu," kata Marvin.
Nara melepaskan lengan Marvin, mengunggunya sampai Marvin selesai memarkir sepedanya di tepi jalan. "Ayo cepet, cepet." Nara kembali menggandeng tangan Marvin.
"Iya, sabar dong."
Nara mengajak Marvin berjalan-jalan di tengah-tengah hamparan tanaman teh yang tumbuh subur. Tidak peduli dengan jalannya yang kecil dan sempit, mereka terus berjalan. Nara tidak bisa berhenti tersenyum sepanjang perjalanan ini. Dia sangat bahagia. Gadis itu juga sempat mencabut beberapa helai daun teh dan menyuruh Marvin memakannya.
"Apaan sih, nih?" Marvin menjauhkan wajahnya saat beberapa helai daun teh menyumpal masuk ke mulutnya tanpa izin. "Emangnya aku kambing disuruh makan beginian?"
Nara tertawa lebar melihat Marvin makan daun. "Gimana rasanya? Enak nggak tehnya?"
"Cobain aja sendiri. Nih, nih." Tangan Marvin mencabut beberapa helai daun teh asal-asalan, lalu memasukkannya ke mulut Nara.
"Marvin!" Nara berteriak dan memuntah-muntahkan daun itu dari mulutnya, lalu memutuskan untuk kabur meninggalkan Marvin.
"Oi, tunggu!" teriak Marvin. "NARA!"
Nara terus berlari menyusuri sepanjang perkebunan teh yang lebat itu sambil tertawa riang. Menikmati acara kejar-kejaran yang romantis di tempat yang romantis bersama Marvin.
"Jangan jauh-jauh, Ra! Ntar nyasar!" Marvin mengejar Nara dengan susah payah karena selain harus menerobos tanaman-tanaman teh, gitar yang ada di punggung Marvin sering nyangkut di pohon teh dan menghalangi langkahnya. "Nara! Hoi!"
Tanpa mempedulikan panggilan Marvin dari belakang, Nara terus berlari dan berlari. Dia sangat menyukai suasana perkebunan itu. Saat dia menoleh ke belakang, senyumannya semakin terlihat bahagia, melihat seseorang yang sangat dicintainya masih mengejarnya. Mengkhawatirkannya.
*
Kejar-kejaran mereka akhirnya selesai. Mereka sampai di bukit kecil yang dikelilingi perkebunan teh. Juga ada beberapa pohon-pohon pinus tumbuh subur di sana. Marvin dan Nara duduk bersandar di pohon yang sama sambil meluruskan kedua kaki mereka. Melepas lelah.
Biarpun lelah, Marvin tetap berusaha untuk menyenangkan Nara. Dia duduk sambil bermain gitar dan menyanyi. Suara Marvin merdu dan lagu yang dibawakannya juga lagu cinta yang menyentuh hati.
Dimanapun kamu berada
Apapun yang kamu lakukan
Di dalam hatiku
Aku bisa merasakanmu
Aku tahu aku akan jatuh cinta padamu
Aku tidak punya pilihan lain selain mencintaimu
Karena di mataku, dalam hatiku
Kau bersinar seperti bintang