Marvin untuk Nara

Larasatiameera
Chapter #34

34. Diary

Flashback di Puncak ....

"Ini apa, Tante?" tanya Nara ketika Dina memberikan sebuah buku bersampul tebal berwarna merah padanya.

"Itu diary."

"Diary?"

Dina mengangguk. "Itu adalah diary milik almarhum mamanya Marvin."

Nara terkejut. "Mamanya Marvin?" Dia menundukkan kepalanya menatap buku tebal yang dipegangnya. Terdapat tulisan besar di sampul itu. 'AGATHA'. Itu adalah nama mamanya Marvin. Nara kembali mengalihkan pandangannya ke Dina. Tersirat kebingungan di wajahnya. "Kenapa? Kenapa ini diberikan ke saya, Tante?"

"Tante tahu kamu pasti akan bertanya seperti itu. Sudah bertahun-tahun Tante menyimpan buku itu, dan Tante rasa sekaranglah saatnya untuk buku itu berpindah ke tangan yang lebih tepat."

"Maksud Tante?" Nara masih tidak mengerti. "Tangan yang lebih tepat?"

Dina mengangguk.

"Tapi kenapa harus saya? Bukannya Marvin jauh lebih berhak daripada saya?"

"Memang," jawab Dina tenang. "Tapi justru Marvin nggak tahu-menahu mengenai diary ini. Tante memang sengaja nggak memberitahu dia karena takut Marvin akan sedih teringat mama dan papanya. Cuma Tante dan kamu yang tahu."

Nara kembali menundukkan kepalanya mengamati diary itu.

"Dulu diary itu nggak sengaja tertinggal di sini saat Agatha datang untuk membicarakan tentang pesta ulang tahun Marvin. Lalu kamu juga tahu kan, kenapa Tante nggak bisa mengembalikan buku itu pada Agatha?"

Nara mengangguk. Dia tahu Agatha sudah meninggal sebelum Dina sempat mengembalikan diary yang sekarang ini berada di tangannya itu.

"Tante memberikan buku itu ke kamu, karena kamu memang pantas untuk memilikinya." Dina melanjutkan. "Tante percaya sama kamu karena hanya kamu yang berhasil membuat Marvin jatuh cinta. Hanya kamu yang bisa memperoleh hati Marvin."

"..."

Dina memegang tangan Nara yang sedang memegang diary. "Sekarang buku itu milik kamu. Jaga buku itu baik-baik. Karena meskipun Marvin nggak pernah tahu tentang buku itu, tapi itu adalah barang yang sangat berharga untuk hidup Marvin, karena berhubungan dengan mama dan papanya."

Nara menganggukkan kepalanya. Baginya, Marvin sangatlah berharga untuknya, dan apapun yang berhubungan dengan laki-laki itu sudah pasti sangat penting untuknya. "Iya, Tante. Saya akan menjaga buku ini baik-baik. Juga Marvin."

Dina tersenyum dan memeluk Nara. "Terima kasih, Nara."

Mereka melepaskan pelukan.

"Saya pamit dulu, Tante. Jaga diri Tante baik-baik, ya. Kapan-kapan saya sama Marvin pasti berkunjung lagi ke sini."

Dina mengangguk gembira. Tentunya dia sangat menantikan kunjungan mereka berikutnya. "Iya, hati-hati ya."

***

Malam itu Nara duduk rebahan di ranjangnya. Kedua tangannya memegang sebuah buku tebal bersampul merah. Buku harian milik mamanya Marvin yang dia dapat dari Dina. Dina sudah memberikan buku itu padanya dan juga berkata kalau sekarang buku itu miliknya. Berarti Nara sudah mempunyai hak sepenunhnya terhadap buku itu. Nara tahu kalau membaca buku harian orang itu adalah tidak sopan, meskipun orang yang punya sudah meninggal, tetap saja namanya buku harian itu sifatnya pribadi. Tapi dia juga merasa penasaran setengah mati dengan apa saja yang tertulis di dalam buku itu. Akhirnya dengan meyakinkan sepenuhnya bahwa buku itu miliknya sekarang, dia bertekad untuk membuka dan membacanya.

Nara menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. "Tante ... Tante Agatha, saya minta maaf. Saya bukannya lancang, tapi saya benar-benar penasaran kepengen baca. Saya janji nggak akan kasih tahu siapa-siapa. Sekali lagi saya minta maaf," ujar Nara yang serius mengobrol dengan buku harian seolah sedang bicara langsung dengan pemiliknya.

Lihat selengkapnya