Marvin untuk Nara

Larasatiameera
Chapter #36

36. Balas Dendam

Sebelum Irgi sempat terbangun dari jatuhnya, seseorang mencengkeram baju depannya dan menarik paksa dia supaya berdiri lagi. Namun sebelum Irgi bisa berdiri tegak, pukulan bertubi-tubi dilayangkan lagi ke wajahnya. Irgi seolah pasrah dengan apa yang dilakukan orang itu terhadapnya. Dengan wajah yang babak belur, laki-laki itu hanya menyunggingkan senyuman sinisnya.

"Pukul aja gue lagi," tantang Irgi tak takut. "Silahkan pukul sesuka hati lo. Lo pikir lo siapa di sini berani memperlakukan gue kayak gini? Lo itu cuma anak kecil yang nggak tahu apa-apa."

Marvin tidak peduli dengan apapun celotehan yang keluar dari mulut Irgi. Tujuannya datang ke sana bukan untuk memanasi pendengarannya dengan celotehan itu, tapi untuk mendaratkan tinjunya yang sudah sejak kemarin dia tahan-tahan. Dan tempat yang tepat untuk tinju itu adalah wajah Irgi.

Perkelahian pun masih terus berlanjut. Irgi masih tetap bertahan tanpa perlawanan apapun, Marvin terus mengharajrnya tanpa ampun. Mengingat kesedihan Cindy yang dilihatnya semalam, membuat Marvin enggan untuk memberi ampun pada Irgi.

Cindy lari-lari dari suatu arah, menerobos kerumunan orang dan akhirnya sampai di tempat kejadian. Sepertinya ada seseorang yang memberitahukannya tentang kejadian itu. Dia terkejut benar-benar melihat Marvin di sana. Berkelahi dengan Irgi.

"MARVIN!" Cindy maju dan berusaha memisahkan mereka. "Marvin, stop!" Dia berhasil mendorong tubuh Marvin menjauh dari Irgi yang sudah babak belur.

Irgi dibantu teman-temannya, menjauhkannya dari amukan brutal Marvin. Teman-teman Irgi tampak marah sekali dengan perlakuan Marvin terhadap Irgi.

"Eh Cin, lo jaga tuh adik lo," ujar salah satu teman Irgi. "Nggak usah bersikap sok jagoan deh, sini. Kalo aja tadi Irgi nggak ngelarang kita buat maju, pasti udah habis adik lo sama gue."

Cindy dan Marvin menatap tajam ke arah gerombolan laki-laki kurang ajar itu. Marvin yang masih dipenuhi amarah, bermaksud mau maju lagi untuk melanjutkan perkelahiannya dengan Irgi, tapi Cindy menahannya.

"Marvin, udah!" cegah Cindy. "Ayo ikut gue!" Dia menarik tangan Marvin dan membawanya pergi dari kerumunan orang.

"Gi, lo nggak apa-apa kan, bro?" tanya salah seorang teman Irgi yang lain yang khawatir dengan keadaan Irgi yang bonyok itu.

Irgi menggeleng sambil menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya."Nggak. Tenang aja. Udah, tenang aja," ujarnya sembari menatap ke arah Cindy dan Marvin pergi.

Lihat selengkapnya