Marvin untuk Nara

Larasatiameera
Chapter #46

46. Kejutan Tak Terlupakan

Udah beberapa hari Marvin nggak masuk sekolah. Aku juga belum pernah ketemu dia lagi sejak di pantai itu. Apa Marvin sakit? Gimana keadaannya sekarang? Marvin ... kamu baik-baik aja, kan?

Tak terasa langkah kaki membawa Nara sampai di depan kelas 12 IPA 1. Nara memang sengaja datang ke kelas itu untuk menemui seseorang. Siapa lagi kalau bukan laki-laki si singa buas---Marvin.

Kelasnya Marvin .... Nara melihat tulisan 12 IPA 1 di atas pintu kelas. Udah lama aku nggak datengin kelas ini.

Saat Nara sedang melamun di depan kelas yang sepi itu untuk melepas rasa rindunya, tiba-tiba ada seseorang yang datang dan mengagetkannya.

"Lho? Nara?"

Lamunan Nara buyar karena kaget. Dia menolehkan kepalanya, melihat Karrel berdiri di dekatnya. Entah sejak kapan Nara tidak menyadari kedatangannya. "Karrel?"

"Ra, lo ngapain di sini?" tanya Karrel. "Lo nggak lagi salah kelas, kan?"

"Nggg ... gue ...."

Karrel langsung ingat sesuatu. Kebiasaan otak lemotnya sering tidak berfungsi seperti seharusnya. "Oh iya, ngapain gue nanya? Udah jelas lo ke sini karena mau nyariin si Marvin, kan? Sohib gue."

Nara tidak bisa jawab.

"Marvin udah dateng belum?" Karrel melongok ke dalam kelas, mendapati suasana kelas yang kosong karena masih terlalu pagi. "Kayaknya belum ada yang dateng. Apa hari ini Marvin nggak masuk lagi, ya?"

"Ngg ... Rel, gue boleh nanya nggak?"

"Mau nanya apa?" tanya Karrel yang sudah sangat siap untuk menjawab pertanyaan apapun yang akan dilontarkan Nara.

"Lo tahu nggak, kenapa Marvin nggak masuk?"

Karrel menggeleng dengan sedih. "Gue nggak tahu, Ra." Sepertinya Karrel juga sudah tahu kalau antara Marvin dengan Nara sedang ada masalah.

Nara mendesah pelan.

Karrel memperhatikan kecemasan Nara tentang keadaan Marvin. Sebagai sahabat Karrel juga merasakan kesedihan dan kecemasan yang sama. "Gue ngerti perasaan lo kok, Ra. Meskipun gue nggak tahu lo sama Marvin lagi ada masalah apa, tapi gue harap lo bisa nyelesein masalah kalian ini."

Nara masih diam, dan tiba-tiba matanya melebar saat melihat jauh ke belakang Karrel.

"Kenapa, Ra?" Karrel heran lalu tidak mau membuang waktu lagi untuk menoleh ke belakang. Dia sama kagetnya dengan Nara. "Hah? Marvin?"

Marvin datang dari suatu arah.

"Ra, gue cabut duluan, ya? Gue laper, mau sarapan dulu di kantin. Dadaaaahhh ....!" Karrel pamitan pergi dengan buru-buru karena mau memberi kesempatan Marvin bicara dengan Nara. Berdua saja.

Karrel melesat meninggalkan Nara yang masih berdiri mematung di tempat semula---tercengang melihat kedatangan Marvin, mempersiapkan dirinya untuk menerima kedatangan orang yang sedang dicarinya itu.

Marvin berjalan semakin dekat dan semakin dekat dengan Nara. Dan selama itu juga pikiran Nara semakin blank saat Marvin semakin dekat dengannya. Nara tambah gugup dan bingung sekarang. Tidak perlu hitungan menit, Marvin sudah berdiri di depan Nara, menatapnya dengan tatapan datar tanpa ekspresi.

Lihat selengkapnya